Tafsir Surat Al-Anfal: 27-28

🍃🍃💐🍃🍃💐🍃🍃💐🍃🍃

📖 Tafsir Surat Al-Anfal: 27-28 (Bagian 2)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ. وَاعْلَمُوا أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلادُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengkhianati Allah dan Rasul-(Nya) dan (juga) janganlah kalian mengkhianati amanah-amanah yang dipercayakan kepada kalian, sedangkan kalian mengetahui. Dan ketahuilah bahwa harta kalian dan anak-anak kalian itu hanyalah sebagai cobaan, dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.

Setelah dua pekan silam kita membahas asbab atau latar belakang dari turunnya kedua ayat Allah Ar Rahmaan ini, maka kali ini kita mulai pembahasan tafsirnya.

Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas ra sehubungan dengan makna firman-Nya di awal ayat ke 27:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ ...

dan juga janganlah kalian mengkhianati amanah-amanah yang dipercayakan kepada kalian...

Amanat artinya sesuatu yang dipercayakan oleh Allah kepada hamba-Nya, yakni hal-hal yang fardu. Dikatakan لَا تَخُونُوا  artinya janganlah kalian merusak amanah.

Menurut riwayat lain disebutkan bahwa yang dimaksud dengan amanah ialah meninggalkan perintah-Nya dan mengerjakan kemaksiatan.

Muhammad ibnu Ishaq mengatakan, telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnu Ja'far ibnuz Zubair, dari Urwah ibnuz Zubair sehubungan dengan makna ayat ini, yaitu:

“Janganlah kalian menampakkan kebenaran di hadapannya yang membuatnya rela kepada kalian, kemudian kalian menentangnya dalam hati kalian dan cenderung kepada selainnya,karena sesungguhnya hal tersebut merusak amanah kalian dan merupakan suatu pengkhianatan terhadap diri kalian sendiri”

As-Saddi mengatakan, siapapun yang mengkhianati Allah dan Rasul-Nya, berarti pula mereka mengkhianati amanah-amanah yang dipercayakan kepada diri mereka. Selanjutnya ia mengatakan pula sebagai contoh pengkhianatan, bahwa dahulu mereka mendengar pembicaraan dari Nabi SAW, lalu mereka membocorkannya kepada kaum musyrik.

Abdur Rahman ibnu Zaid mengatakan, Allah melarang kalian berbuat khianat terhadap Allah dan Rasul-Nya, janganlah kalian berbuat seperti apa yang dilakukan oleh orang-orang munafik.

Inilah makna dari penutup ayat 27

...وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ.

... sedangkan kalian mengetahui.

Karena perbuatan khianat kepada Allah dan Rasul-Nya merupakan perbuatan yang dilakukan orang-orang musyrik dan munafik.

Selanjutnya, Firman Allah Azza wa Jalla di awal ayat 28

وَاعْلَمُوا أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلادُكُمْ فِتْنَةٌ...

Dan ketahuilah bahwa harta kalian dan anak-anak kalian itu hanyalah sebagai cobaan...

Menunjukkan bahwa harta dan anak-anak merupakan cobaan dan ujian dari Allah bagi manusia, karena Allah Azza wa Jalla yang memberikan semuanya kepada kita untuk menguji, apakah kita bersyukur kepada-Nya atas semuanya itu dan menggunakannya dalam jalan ketaatan kepada-Nya, ataukah kita sibuk dengan semuanya itu hingga kita melalaikan-Nya dan menjadikan semuanya sebagai ganti dari-Nya.

Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Allah Azza wa Jalla dalam firman-Nya:

إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ

Sesungguhnya harta kalian dan anak-anak kalian hanyalah cobaan (bagi kalian); dan di sisi Allah-lah pahala yang besar. (At-Taghabun: 15)

وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً

Kami akan menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). (Al-Anbiya: 35)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلا أَوْلادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-harta kalian dan anak-anak kalian melalaikan kalian dari mengingat Allah. Barang siapa yang membuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi. (Al-Munafiqun: 9)

dan firman Allah Azza wa Jalla lainnya, yaitu:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istri kalian dan anak-anak kalian ada yang menjadi musuh bagi kalian, 'maka berhati-hatilah kalian terhadap mereka. (At-Taghabun: 14), hingga akhir ayat.

Adapun firman Allah Azza wa Jalla di penutup ayat 28 pada QS Al Anfal

...وَأَنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ.

...dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.

Yakni pahala-Nya, pemberian-Nya, dan surga-surga-Nya; semuanya lebih baik bagi kalian daripada harta-harta dan anak-anak kalian. Karena sesungguhnya adakalanya kalian menjumpai di kalangan mereka musuh bagi kalian sendiri, dan kebanyakan dari mereka tidak dapat memberikan manfaat apa pun kepada kalian. Sedangkan Yang mengatur lagi Yang Memiliki dunia dan akhirat adalah Allah, hanya di sisi-Nya-lah pahala yang berlimpah kelak di hari kiamat.

Di dalam sebuah asar disebutkan seperti berikut:

ابْنَ آدَمَ، اطْلُبْنِي تَجدني، فَإِنْ وَجَدْتَنِي وجَدْتَ كُلَّ شَيْءٍ، وَإِنْ فُتُّكَ فَاتَكَ كُلُّ شَيْءٍ، وَأَنَا أَحَبُّ إِلَيْكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ

Hai anak Adam, carilah Aku, niscaya engkau akan menjumpai-Ku. Jika engkau menjumpai-Ku, niscaya engkau akan menjumpai segala sesuatu. Dan jika engkau tidak menjumpai-Ku, niscaya segala sesuatu tidak engkau dapati. Dan Aku (pahala Allah) adalah yang paling engkau sukai ketimbang segala sesuatu (yang ada).

Di dalam sebuah hadis shahih dari Rasulullah SAW disebutkan bahwa beliau pernah bersabda:

ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ: مَنْ كَانَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَمَنْ كَانَ يُحِبُّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ، وَمَنْ كَانَ أَنْ يُلْقَى فِي النَّارِ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ أَنْ يَرْجِعَ إِلَى الْكُفْرِ بَعْدَ إِذْ أَنْقَذَهُ اللَّهُ مِنْهُ"

Ada tiga perkara, barang siapa yang di dalam dirinya terdapat ketiga-tiganya niscaya dia akan menjumpai manisnya iman, yaitu: orang yang Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai olehnya daripada selain keduanya dan orang yang menyukai seseorang hanyalah karena Allah semata, dan orang yang lebih suka dilemparkan ke dalam api daripada dia harus kembali kepada kekufuran sesudah Allah menyelamatkannya dari kekufuran

Bahkan cinta kepada Rasulullah SAW harus lebih diprioritaskan daripada cinta kepada anak-anak dan harta benda serta diri sendiri, seperti yang disebutkan di dalam kitab Sahih, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ نَفْسِهِ وَأَهْلِهِ وَمَالِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ

Demi Tuhan Yang jiwaku berada di dalam genggaman kekuasaan­Nya, tidaklah seseorang di antara kalian beriman sebelum aku lebih disukainya daripada dirinya sendiri, keluarganya, harta bendanya, dan semua manusia.

Maka saudaraku dalam Iman...
Mari berupaya seoptimal mungkin untuk menjauhkan diri kita dari sifat khianat kepada Allah Azza wa Jalla dan Rasulullah SAW, hingga menjadikan kepentingan Allah Azza wa Jalla dan Rasulullah Saw di atas kepentingan keduniaan.

InsyaAllah aksi 212 kemarin lalu merupakan awal dari tergugahnya jiwa ummat Islam Indonesia untuk mendahulukan urusan Allah Azza wa Jalla dan Rasulullah SAW di atas segala urusan lainnya. Maka mulai hari ini, kita perjuangkan kesatuan Ummat dibawah kibaran Panji Al-Islam untuk tetap tegak di Indonesia.

🍃🍃💐🍃🍃💐🍃🍃💐🍃🍃
===========☆☆☆===========
🌏Web : komunitastahajjudberantai.org