Ketegangan Meningkat, China Uji Teknologi Baru
4 min read
Nah kali ini saya akan memberikan informasi tentang teknologi di negara sebrang. Tidak perlu basa-basi mari kita simak artikel tentang Ketegangan Meningkat, China Uji Teknologi Baru
![]() |
salah satu misil milik china, Negara komunis tersebut mengatakan mereka telah berhasil melakukan uji coba teknologi baru penangkis rudal. |
BEIJING - Di tengah meningkatnya ketegangan antara Beijing dan Washington atas pengiriman senjata AS ke Taiwan, China menguji coba sebuah sistem pencegah rudal.
Sebuah laporan uji coba yang sukses dari teknologi pencegahan rudal midcourse yang berbasis di darat dirilis pada hari Senin oleh kantor berita pemerintah Xinhua.
"Uji coba itu bersifat defensif dan tidak mentarget negara mana pun," ujar Xinhua, menambahkan bahwa tes tersebut dilakukan di dalam wilayah China dan mencapai tujuan yang diharapkan.
Laporan tersebut menyusul sejumlah keluhan akhir-akhir ini oleh Beijing mengenai kesepakatan senjata antara AS -Taiwan. Meski telah berpisah dengan Taiwan dalam perang sipil tahun 1949, China terus menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya.
Dalam minggu-minggu belakangan ini, AS memberikan kontrak senilai 969 juta dolar kepada Lockheed Martin untuk rudal pertahanan udara 263 PAC-3 untuk Taiwan. Sebuah kontrak senilai 1.1 miliar dolar juga diberikan pada Raytheon Co. untuk memproduksi Patriot Air dan Sistem Pertahanan Rudal bagi Taiwan.
Penjualan paket senjata bernilai total 6.5 miliar dolar disetujui oleh Presiden George W. Bush akhir 2008.
China telah menyampaikan keberatannya atas penjualan senjata AS ke Taiwan, menyebutnya ikut campur dalam persoalan internal Beijing yang dapat mengganggu hubungan dengan Washington.
Pada hari Senin, China mengumumkan bahwa militernya berhasil mencegat sebuah rudal yang sedang meluncur dalam sebuah uji coba teknologi baru. Meningkatnya ketegangan dengan Taiwan menambah kesediaan raksasa Asia ini untuk memamerkan kapabilitas militernya yang canggih.
Penjualan senjata AS ke Taiwan didorong oleh sejumlah ancaman dari China untuk menggunakan kekuatannya dalam upaya menguasai kembali pulau tersebut, didukung oleh sekitar 1.300 rudal balistik yang ditempatkan di sepanjang Selat Taiwan.
Militer China kini sedang mengalami pembaharuan besar-besaran, dikucuri dengan tambahan dua digit persentase tahunan dalam belanja pertahanan.
Teknologi rudal dianggap sebagai salah satu kekuatan khusus China, memungkinkan mereka mempersempit kesenjangan dengan AS dan militer negara lain yang memiliki kekuatan konvensional yang lebih kuat.
Xinhua tidak mengidentifikasi lebih jauh tentang sistem yang diuji, meskipun China diyakini sedang mengejar sejumlah program yang dikembangkan dari sistem anti-pesawat dan ditujukan menembak jatuh pesawat siluman serta menjatuhkan dan merusak rudal kapal dan senjata penembak tepat.
Program tersebut penuh dengan kerahasiaan, namun analis militer mengatakan bahwa China tampaknya telah memperbesar pertahanan udaranya dengan teknologi buatan sendiri yang diadaptasi dari persenjataan Rusia dan negara lainnya. China membeli sejumlah besar rudal udara Rusia di tahun 1990an dan sejak saat itu mengembangkan sendiri pencegat HQ-9nya, bersama dengan sistem rudal yang lebih canggih dengan daya jangkau yang lebih jauh.
Di tahun 2006, media asing melaporkan bahwa Beijing telah menguji coba sebuah rudal udara dengan kemampuan yang setara dengan sistem pencegat American Patriot. Menurun koran Korea Selatan, Dong-A Ilbo, uji coba itu mencakup deteksi dan penjatuhan pesawat penyamar tanpa awak dan dan rudal balistik yang sedang meluncur, menambahkan bahwa uji coba itu tampaknya menandai peluncuran resmi unit pencegat buatan dalam negeri China.
"Ada kekhawatiran yang tampak jelas di Beijing bahwa mereka memerlukan sebuah pertahanan rudal anti-balistik yang efektif," ujar Hans Kristensen, seorang pakar militer China dari Federasi Ilmuwan Amerika.
Laporan Pentagon tahun 2009 mengenai militer China menyebutkan bahwa angkatan udara negara tersebut menerima delapan batalion rudal udara canggih dari Rusia, SA-20 PMU-2, sejak tahun 2006, dengan delapan lainnya dalam pesanan. Rudal-rudal itu memiliki daya jangkau 200 km dan dilaporkan memiliki kemampuan pertahanan rudal kapal dan balistik yang terbatas.
Diyakini bahwa rudal-rudal pencegat itu dipasang di dekat kota-kota besar dan situs-situs strategis seperti Bendungan Three Gorges, namun bisa juga digunakan untuk melindungi rudal balistik mereka sendiri yang akan menjadi target dalam konflik regional apa pun.
Sistem pencegat semacam itu relatif tidak terlalu berguna melawan rudal kapal AS, meskipun dapat efektif untuk melawan rudal balistik dari Rusia atau India, tetangga China di sebelah selatan yang telah lama memiliki persaingan militer dan sengketa wilayah dengan China.
Laporan pada hari Senin menjadi kelanjutan dari tren tranparansi atas teknologi militer China yang baru, ditandai dengan parade militer tanggal 1 Oktober tahun lalu untuk peringatan 60 tahun usia negara tersebut. Sejumlah besar rudal dipamerkan dalam acara tersebut, termasuk ICBM, tank, kendaraan amphibi, dan pesawat jet tempur terbaru.
Pameran militer dan pengumuman keberhasilan uji coba membantu membangun rasa bangga publik China terhadap peningkatan kemampuan militer negaranya dan memperkuat dukungan bagi penambahan belanja pertahanan yang meningkat hampir 15% tahun lalu menjadi 71 miliar dolar.
Sementara bagi musuh, pameran kemampuan itu menjadi sebuah peringatan.
"Ini adalah cara baru China untuk memberi sinyal bahwa kini mereka mampu melakukan hal-hal semacam ini," ujar Kristensen.
Bagaimana hebat bukan persiapan China ketika jika ada peperangan antar negara ini. Semoga artikel tentang Ketegangan Meningkat, China Uji Teknologi Baru bermanfaat bagi kalian :)
1 comment