Dakwah secara Terang-Terangan (Jahriyatud Dakwah)

Ketika Rasulullah membacakan ayat-ayat Al-Qur'an banyak orang yang terpengaruh dengan keindahan ayat-ayat tersebut, baik dari segi isi maupun gaya bahasanya. Oleh karenanya banyak orang yang kemudian tertarik dan akhirnya memeluk Islam. Maka dengan keji Abu Jahal pun melempar fitnah bahwa Muhammad adalah seorang penyihir sekaligus penyair gila. Selanjutnya, ia berusaha keras menghalangi orang dari mendengar ayat-ayat suci tersebut.

Adalah Walid bin Mughirah, seorang pembesar Mekah. Setelah mendengar ayat yang dibacakan Rasulullah, ia merasa tersentuh. Abu Jahal segera mendesak temannya itu agar tidak terpengaruh. “Ucapkan sesuatu yang membuktikan pengingkaranmu kepada Muhammad," ujarnya.

“Apa yang harus kukatakan? Demi Allah, tak seorangpun di antara kalian yang melebihi pengetahuanku tentang syair, puisi, dan sajak, bahkan dari kalangan jin pun. Demi Allah, apa yang diucapkan Muhammad tak sedikitpun menyerupai semua itu. Sungguh perkataannya indah dan menyejukkan. Kata-katanya sangat tinggi dan tak mungkin tertandingi," aku Walid kagum.

“Hai Walid, kaummu takkan rela hingga kau mengatakan sesuatu yang mencela Muhammad," desak Abu Jahal lagi.

”Beri aku waktu untuk berpikir," jawab Walid pada akhirnya.

Setelah berpikir sejenak, Walid pun berkata dalam hati, ”Mungkin memang benar, ucapan Muhammad itu adalah sihir yang berkesan."

Kisah di atas diriwayatkan oleh Hakim dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa setelah kejadian di atas turunlah ayat berikut:

“Biarkanlah Aku (yang bertindak) terhadap orang yang Aku sendiri telah menciptakannya." (QS. Al-Mudatstsir (74): 11)

Meskipun begitu, Rasulullah berusaha tetap menjaga kesabarannya. Apalagi ketika Allah SWT menurunkan ayat berikut:

”Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir di antara mereka." (QS. Al-Insan (76): 24)

Qatadah menuturkan bahwa ayat di atas berkenaan dengan Abu Jahal yang suatu ketika berkata,  ”Jika aku melihat Muhammad mendirikan shalat pasti aku akan menginjak batang lehernya." (HR. Abdurrazaq, Ibnu Jarir, dan Ibnu Mundzir)

Para penguasa kota Mekah terlihat makin kesal dengan perkembangan Islam. Apalagi dengan masuk Islamnya Hamzah bin Abdul Muthalib dan Umar bin Khattab. Keduanya adalah tokoh Quraisy yang selama ini dikenal gagah berani dan berpendirian kokoh. (Umar bin Khattab adalah satu di antara banyak orang yang tertarik dengan ajaran Islam berkat bacaan Al-Quran)

“Maka apakah orang yang dijadikan (syaitan) menganggap baik pekerjaannya yang buruk lalu dia meyakini pekerjaan itu baik, (sama dengan orang yang tidak ditipu oleh syaitan)? Maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya; maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." (QS. Fathir (35): 8)

Ibnu Abbas menegaskan bahwa ayat di atas diturunkan berkenaan dengan Rasulullah yang suatu ketika berdoa, “Ya Allah, kukuhkan agama-Mu dengan Umar bin al-khattab atau Abu Jahal bin Hisyam." Lalu Allah memberi hidayah kepada Umar bin al Khattab dan menyesatkan Abu Jahal. (HR. Juwaibir)


🔑🔑🔑🔑🔑
=============
📝Sumber:https://vienmuhadisbooks.com/2011/07/23/vii-dakwah-secara-terang-terangan-jahriyatud-dakwah/