Buah Dari Kesitiqomahan

🔰 Buah Istiqamah
Oleh l Ustadz. H. Uti Konsen U.M

© Salah satu manfaat dan buah dari sikap istiqamah, dijelaskan oleh Imam Nawawi dalam Syarh Matn Al-Arba`iin Al-Nawawiyyah, berdasarkan surah Fusshilat ayat 30. Kata beliau, bahwa makna bunyi ayat إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ adalah Allah akan menurunkan para malaikat-Nya guna membawa kabar gembira kepada orang-orang yang istiqamah. Apa pesan tersebut?

▪Kata Imam Nawawi, pesan itu adalah kelanjutan dari ayat di atas. Yaitu firman Allah Subhanahu Wata’ala,

أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ

"Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih, dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu)

▪Dalam tafsir, lanjut Imam Nawawi, ketika orang-orang yang istiqamah itu diberi kabar gembira dengan melenggang ke surga, mereka bertanya, “Lalu, bagaimana dengan keadaan anak-anak kami? Apa yang akan mereka makan sepeninggal kami?”

▪Allah menjawab pertanyaan mereka dengan berfirman,

نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ

“Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat.” (QS. Fusshilat : 31)

©Lewat penjelasan di atas, kita bisa mengambil pesan penting mengenai buah dari sikap istiqamah;

1. Orang yang istiqamah akan mendapatkan kedudukan mulia di sisi Allah, ditandai dengan turunnya malaikat untuk membawa kabar gembira.

2. Orang-orang yang istiqamah akan mendapat garansi kehidupan yang nyaman dan damai, jauh dari duka lara, dan tegar dalam mengarungi bahtera kehidupan dunia yang hanya sementara ini.

3. Orang yang istiqamah akan mendapatkan kesempatan mulus masuk ke dalam surga Allah.

4. Manfaat lainnya dari orang yang beristiqamah ialah jaminan kebahagiaan yang tidak saja berlaku kepada pelaku istiqamah bahkan keturunanya mendapatkan hal yang serupa berkat keistiqamahan orang tuanya.

© Kesimpulannya, Istiqamah tidak saja berlaku pada tataran ubudiyah semata. Istiqamah berlaku dalam konteks akidah, syariah, akhlak, ilmu, dan perjuangan di jalan Allah.

▪Oleh karena itu, kita harus bersikap istiqamah dalam iman dan keyakinan, istiqamah dalam syariah dengan selalu mendukung tegak hidupnya syariat di tengah-tengah umat dengan diawali dari keluarga kita sendiri.

▪Istiqamah dalam akhlak dengan menjadikan akhlak sebagai salah satu ujung tombak menyampaikan dakwah, istiqamah di ranah ilmu dengan mengkaji ilmu Allah yang terbentang luas, dan istiqamah dalam membela tiap inci ajaran Allah, bangga dengan agama Islam, serta benci kepada setiap kekufuran.

▪Cara istiqamah seperti di atas adalah dengan membangun kesadaran dari tiap pribadi yang didahului niat dan kemauan kuat untuk istiqamah. Setelahnya, diadakan pembinaan secara intensif, dan saling mendukung di antara sesama umat Islam.

▪Pada akhirnya, kita tidak lupa pula untuk berdoa kepada Allah agar berkenan memberikan sikap istiqamah dengan doa yang dipanjatkan oleh Imam Hasan Al-Bashri, dimana jika beliau selesai membaca surat Fusshilat ayat 30 tersebut, beliau berdoa, اللهم انت ربنا