Beriman Kepada Allah, Lalu Istiqomahlah

📚 Al-Wafi; Imam Nawawi; DR. Musthafa Dieb al-Bugha

📌 Hadits Arbain ke 21: Istiqamah dan Iman (Part 1)

عَنْ أَبِي عَمْرو، وَقِيْلَ : أَبِي عَمْرَةَ سُفْيَانُ بْنِ عَبْدِ اللهِ الثَّقَفِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قُلْتُ : يَا رَسُوْلَ اللهِ قُلْ لِي فِي اْلإِسْلاَمِ قَوْلاً لاَ أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَداً غَيْرَكَ . قَالَ : قُلْ آمَنْتُ بِاللهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ

[رواه مسلم]

Abu Amr (ada yang menyebutnya Abu Amrah) Sufyan binn Abdillah ra. berkata kepada Rasulullah saw.: “Wahai Rasulallah, katakan kepadaku perkataan tentang Islam yang tidak akan kutanyakan kepada selain engkau.” Beliau bersabda: “Katakanlah: ‘Aamantu billaaHi (aku beriman kepada Allah).’ Kemudian istiqamahlah.” (HR. Muslim)

URGENSI HADITS

● Hadits ini termasuk Jawami’ul Kalim yang hanya dimiliki oleh Nabi saw. meskipun hanya dua kalimat yaitu iman dan istiqamah, namun dapat menerangkan kepada orang yang bertanya kepada beliau tentang seluruh dasar Islam. Sebagaimana diketahui bahwa Islam pada dasarnya adalah tauhid dan ketaatan. Tauhid terwujud dengan keimanan kepada Allah, sedangkan ketaatan terwujud dengan istiqamah, yaitu merealisasikan seluruh perintah dan menjauhi seluruh larangan, yang meliputi pekerjaan hati dan anggota badan. Allah berfirman: “Maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya.” (Fushilat: 6)

KANDUNGAN HADITS

1. Pengertian Istiqamah

◎ Rasulullah saw. bersabda: “Katakanlah, saya beriman kepada Allah swt. lalu istiqamahlah” dan riwayat lain: “Katakanlah, Tuhanku adalah Allah lalu istiqamahlah.” Adalah diambil dari firman Allah swt.:

اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ  الْمَلٰٓئِكَةُ اَ لَّا تَخَافُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَبْشِرُوْا بِالْجَـنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ  تُوْعَدُوْنَ

"Sesungguhnya orang-orang yang berkata, Tuhan kami adalah Allah kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu." (QS. Fussilat : 30)

اِنَّ  الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ  يَحْزَنُوْنَ

"Sesungguhnya orang-orang yang berkata, Tuhan kami adalah Allah, kemudian mereka tetap istiqamah, tidak ada rasa khawatir pada mereka, dan mereka tidak (pula) bersedih hati." (QS. Al-Ahqaf : 13)

◎ Dalam menafsirkan kalimat: “tsummas taqoomuu”, Abu Bakar ra. berkata: “Tiada menyekutukan Allah sedikitpun.” Juga berkata: “Kemudian mereka tetap teguh bahwa Allah adalah Rabb mereka.”

◎ Diriwayatkan pula bahwa Umar bin Khathab ra. membaca ayat ini di atas mimbar lalu berkata:

“Istiqamahlah untuk menaatinya dan janganlah berbolak-balik seperti musang.”

● Semua pendapat ini berakhir ke satu muara, yaitu istiqamah dalam mentauhidkan Allah swt. secara sempurna.

◎ Al-Qusyairy berkata:

“Istiqamah tingkat sempurnanya suatu perkara. Dengan adanya istiqamah, akan tercipta kebaikan. Dan barangsiapa yang tidak memiliki sikap istiqamah, maka semua usaha yang dilakukannya akan lenyap.”

◎ Al-Wasithy berkata:

“Istiqamah adalah etika yang menjadikan sempurnanya berbagai kebaikan.”

◎ Ibnu Rajab berkata:

“Istiqamah adalah menempuh jalan yang lurus, agama yang benar, tanpa berpaling ke kanan atau ke kiri. Mencakup semua ketaatan, yang dhahir dan yang batin. Juga mencakup semua larangan. Sehingga pesan ini mencakup semua kebaikan.”

2. Pasti terdapat kekurangan

● Istiqamah adalah tingkatan tertinggi dalam kesempurnaan pengetahuan dan perbuatan, kebersihan hati yang tercermin dalam ucapan dan perbuatan, dan kebersihan aqidah dari segala bid’ah dan kesesatan. Karenanya manusia tidak akan bisa mencapai sifat istiqamah secara sempurna. Pasti terdapat kekurangan.

Allah swt. berfirman :

قُلْ اِنَّمَاۤ اَنَاۡ بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوْحٰٓى اِلَيَّ اَنَّمَاۤ اِلٰهُكُمْ اِلٰـهٌ وَّاحِدٌ فَاسْتَقِيْمُوْۤا اِلَيْهِ وَاسْتَغْفِرُوْهُ   ۗ  وَوَيْلٌ لِّلْمُشْرِكِيْنَ 

"Katakanlah (Muhammad), Aku ini hanyalah seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku bahwa Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu tetaplah kamu (beribadah) kepada-Nya dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Dan celakalah bagi orang-orang yang menyekutukan-(Nya)." (QS. Fussilat : 6)

● Perintah untuk memohon ampun dalam ayat ini, karena adanya kekurangan.

◎ Nabi saw. bersabda:

“Istiqamahlah kalian semua, dan kalian tidak akan mampu.” (HR Imam Ahmad dan Muslim)

◎ Beliau saw. juga bersabda:

“Berusahalah untuk senantiasa benar dan mendekatinya.” (HR Bukhari dan Muslim)

3. Istiqamah Hati

● Pada dasarnya, istiqamah adalah istiqamah hati terhadap tauhid. Maka apabila hati telah istiqamah pada ma’rifatullah, rasa takut kepada-Nya, mengagungkan dan mencintai-Nya, berdoa kepada-Nya, dan tawakkal sepenuhnya kepada-Nya, niscaya seluruh anggota badan akan taat kepada Allah swt. Karena hati adalah raja dan anggota badan adalah prajuritnya. Jika rajanya berlaku benar, maka prajuritnya akan berlaku benar.

◎ Rasulullah saw. bersabda: “Ketahuilah bahwa di dalam badan terdapat segumpal darah. Jika ia baik maka semua anggota badan akan baik. Jika ia rusak, maka semua anggota badan akan rusak. Segumpal darah itu adalah hati.”

Source: Kutuber