"Alhamdulillah" Ucapan Ringan Tapi Dahsyat Nilainya

Pemateri : Ustadz Farid Nu'man Hasan

🍃 "Alhamdulillah" Ucapan Ringan Tapi Dahsyat Nilainya🍃

Dari Abu Malik Al-Harits bin 'Ashim Al-Asy'ariy ra, bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

:  الطُّهُورُ شَطْرُ الإِيْمَانِ، والحَمْدُ للهِ تَمْلأُ الميزانَ، وسُبْحَانَ اللهِ والحَمْدُ للهِ تَمْلآنِ - أَو تَمْلأُ - مَا بَيْنَ السَّمَاءِ والأَرْضِ

“Kesucian adalah sebagian dari iman, Alhamdulillah memberatkan timbangan, Subhanallah dan Alhamdulillah akan memenuhi antara langit dan bumi. (HR. Muslim No. 223)

Yaitu ucapan Alhamdulillah akan memenuhi dan menghasilkan berat timbangan kebaikan bagi yang mengucapkannya  pada yaumul mizan nanti, maksudnya menurut Imam An-Nawawi,  begitu besar pahalanya. (Al Minhaj, 3/101)

Begitu pula dikatakan Imam Al-Munawi Rahimahullah:

( والحمد لله تملأ الميزان ) أي ثواب الكلمة يملؤها بفرض الجسمية

(Dan Alhamdulillah memberatkan timbangan) yaitu pahala ucapan itu akan memenuhinya dengan cara menjalankan kewajiban (perbuatan) jasmani. (At Taisir, 2/241)

Jadi, tidak cukup lisan saja, tetapi perbuatan jasmani juga mesti menunjukkan sikap bersyukur sebagaimana terkandung dalam maksud ucapan tahmid. Lalu, kenapa begitu besar pahalanya? Apa keistimewaan ucapan ini? Karena ucapan tahmid mengandung pengakuan dari hamba-Nya yang lemah bahwa semua pujian hanya bagi Allah Ta’ala, dan Dialah yang paling berhak menerimanya, bukan selain-Nya.

Berkata Syaikh Ismail Al Anshari:

وسبب ذلك أن التحميد إثبات المحامد كلها لله 

"Sebab hal itu (besarnya pahala) adalah karena ucapan tahmid merupakan penetapan bahwa segala pujian adalah untuk Allah". (At Tuhfah, hadits No. 23)

Jika kita melihat keutamaan membaca Alhamdulillah, maka tidak mengherankan jika ucapan tersebut dapat memenuhi timbangan kebaikan bagi pengucapnya pada hari kiamat nanti. Keutamaan-keutamaan itu tertera diberbagai riwayat berikut ini:

📌 Dari Jabir bin Abdullah ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

أَفْضَلُ الذِّكْرِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَفْضَلُ الدُّعَاءِ الْحَمْدُ لِلَّهِ
 
"Dzikir yang paling utama adalah 'Laa Ilaha Illallah' dan doa yang paling utama adalah 'Alhamdulillah'. (HR. At Tirmidzi No.3383, katanya: hasan gharib.  Ibnu Majah No. 3800,  An Nasa’i dalam As Sunan Al Kubra No. 10667. Syaikh Al Albani menshahihkan dalam berbagai kitabnya, Shahih At Targhib wat Tarhib No. 1526, Tahqiq Misykah Al Mashabih No. 2306, dll)

📌 Dari Anas bin Malik ra, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِنَّ اللَّهَ لَيَرْضَى عَنْ الْعَبْدِ أَنْ يَأْكُلَ الْأَكْلَةَ فَيَحْمَدهُ عَلَيْهَا أَوْ يَشْرَب الشَّرْبَةَ فَيَحْمَدهُ عَلَيْهَا

"Sesungguhnya Allah sungguh ridha terhadap hamba yang makan makanan lalu dia memuji-Nya atas makanan itu, atau dia minum sebuah minuman lalu dia memuji-Nya atas minuman itu". (HR. Muslim No. 2734)

📌 Dari Anas bin Malik ra, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

لو أن الدنيا كلها بحذافيرها بيد رجل من أمتي، ثم قال: الحمد لله لكان الحمد لله أفضل من ذلك 

"Seandainya seluruh dunia dengan sebagiannya berada di tangan seorang laki-laki diantara umatku, kemudian dia berkata 'Alhamdulillah', maka 'Alhamdulillah' lebih utama dibandingkan hal itu. (HR. Ad Dailami No. 5083, Ibnu ‘Asakir, 16/54, Kanzul ‘Ummal No.6406, Al-Qurthubi dalam Al-Jami’ li Ahkamil Qu'ran, 1/131)

📌 Ibnu ‘Abbas ra, menceritakan:

قال عمر قد علمنا سبحان الله ولا إله إلا الله فما الحمد لله؟ فقال علي: كلمة رضيها الله لنفسه وأحب أن تقال

“Umar berkata: 'Kami telah mengetahui 'Subhanallah' dan 'Laa 'Ilaha Illallah', namun apakah Alhamdulillah?” Ali menjawab: 'Kalimat yang Allah ridhai untuk diri-Nya dan Dia paling suka untuk disebutkan". (Lihat Alauddin Al-Muttaqi Al-Hindi, Kanzul ‘Ummal No. 3956)

Demikian. Wallahu A'lam wal Hamdulillah ...

🌠🌠🌠🌠🌠🌠🌠🌠🌠🌠
🌏Web : komunitastahajjudberantai.org