Saat Iman di Uji

“Sesungguhnya balasan terbesar dari ujian yang berat. Jika Allah SWT mencintai suatu kaum, maka Allah SWT akan memberikan cobaan kepada mereka. Barangsiapa Ridho, maka Allah SWT pun Ridho. Dan barangsiapa murka (tidak suka pada cobaan tersebut), maka baginya murka Allah.” [HR. Tirmidzi no. 2396, dari Anas bin Malik Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih]

Dalam menapaki jalan-jalan kehidupan, tak jarang kita dihadapkan pada suatu persoalan, mendapatkan banyak tantangan dan diterpa berbagai ujian. Adakalanya kita merasa berat untuk melaluinya, namun semuanya tetap harus kita hadapi dengan segenap kemampuan yang kita miliki. Namun, di sanalah terletak ujian berat bagi seseorang. Kita sadar bahwa hidup akan terus berjalan, dan kita tak ingin semuanya berakhir dengan sia-sia.

Seperti yang dikatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah :
“Cobaan yang semakin berat akan senantiasa menimpa seorang mukmin yang shalih untuk meninggikan derajatnya dan agar ia semakin mendapatkan ganjaran yang besar.” [Al Istiqomah, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, 2/260, Jami’ah Al Imam Muhammad bin Su’ud, cetakan pertama, 1403 H.]

Ujian yang menimpa seseorang, akan berbanding lurus dengan iman yang tertanam di dalam jiwanya. semakin berat ujian yang Allah berikan, semakin tinggi derajat keimanan yang akan ia peroleh dan tentunya pahala yang besar tatkala ia mampu melalui setiap ujian. Oleh karena itu, setiap yang beriman akan Allah SWT uji kesungguhan imannya, sebagai bentuk kasih sayang Allah SWT untuk dapat meninggikan derajat orang-orang yang beriman.

Perhatikanlah apa yang kita alami sehari-hari, sebagai hamba Allah SWT bukankah setiap detik hidup kita adalah ujian. Mulai semenjak kita bangun tidur sudah diuji, seberapa banyak hamba-Nya yang sadar dan bangun di malam hari untuk beribadah mendekatkan diri pada-Nya. Bahkan ketika adzan subuh berkumandang, kita pun diuji, seberapa banyak hamba-Nya yang memenuhi panggilan-Nya untuk menunaikan shalat subuh. Bahkan setelah shalat subuh, kita kembali diuji, seberapa banyak hamba-Nya yang tetap berdzikir mengingat-Nya serta mengagungkan asma-Nya.

Demikian setiap waktu kita penuh ujian dari-Nya; dalam setiap aktivitas mencari ilmu, mencari nafkah, bahkan dalam kehidupan sosial kita senantiasa diuji, tinggal kita sebagai hamba-Nya, mau tetap larut dalam kehidupan yang fana, atau mulai kembali sadar dan mulai mau menata hidup agar memiliki tujuan yang mulia.

Tugas kita selanjutnya ialah bersabar tatkala keimanan kita diuji, sebab dengan kesabaran tersebut kita dapat bersikap dengan bijaksana terhadap kehidupan ini. Mari kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT, dan hadapi setiap ujian dengan bersabar. InsyaaAllah akan ada pertolongan dalam setiap ujian yang kita hadapi. Kita harus meyakini bahwasanya "Allah SWT tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya". (Al-Baqarah: 286).

🔑🔑🔑
======
📝Oleh : Erik Mardiansyah