contoh pendahuluan kesehatan

manfaatrev/july
1
PENDAHULUAN
Keberhasilan suatu upaya perbaikan mutu, dalam hal ini adalah mutu pelayanan
kesehatan dasar (PKD) di Puskesmas, sangat tergantung pada pemahaman yang
mendalam tentang permasalahan yang ada dan akar penyebabnya sehingga  
memungkinkan untuk mengambil langkah - langkah  pemecahan.
Dalam keseluruhan proses pemecahan masalah  baik  pada tahap identifikasi masalah,
mencari penyebab ataupun pada tahap pemecahan masalah  tidak akan dapat dilakukan
dengan memuaskan tanpa adanya dukungan data yang lengkap, benar, tepat waktu dan
tepat guna.
Sebenarnya, data yang diperlukan  untuk memecahkan masalah mutu pelayanan
kesehatan dasar di Puskesmas itu dapat diperoleh dari sumber data yang sudah ada  di
Puskesmas atau dapat  juga dihimpun  baik dengan cara melakukan wawancara ataupun
melalui cara lain yang memungkinkan.
Mengingat pentingnya masalah dukungan data dalam kaitannya dengan pelatihan
Pemecahan Masalah Bersumber Daya  Tim, didalam modul ini  secara khusus akan
dibahas  mengenai Pemanfaataan Data dalam Pemecahan Masalah.
TUJUAN
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penggunaan modul ini adalah:
Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu:
Memanfaatkan data  dalam siklus Pemecahan Masalah  Mutumanfaatrev/july
2
Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti  pembelajaran ini peserta mampu :
1. Menjelaskan konsep data dan informasi.
2. Menyebutkan sumber-sumber dan berbagai jenis data.
3. Melaksanakan berbagai cara mengumpulkan data.
4. Mengolah, menyajikan dan menginterpretasikan data.
5.  Memanfaatkan data dalam siklus pemecahan masalah.
CARA MENGGUNAKAN MODUL
Modul ini terdiri dari lima pokok bahasan. Setiap pokok bahasan pada umumnya terdiri
dari uraian, contoh dan latihan. Guna mencapai tujuan pembelajaran :
•  Pelajarilah materi pelatihan secara berurutan dan sistematis sesuai dengan urutan
pokok bahasan.
•  Pada setiap pokok bahasan pelajari pengantar terlebih dahulu, kemudian pelajari
contoh dan lanjutkan dengan latihan. Metoda pelatihan yang akan dipakai sesuai
dengan prinsip - prinsip belajar orang dewasa.
•  Pada akhir setiap pokok bahasan buatlah kesimpulan bersama - sama dengan
peserta lain dan pelatih anda.
•  Pada akhir modul pelajarilah  kasus yang sudah disediakan dengan harapan dapat
membulatkan seluruh materi pembelajaran Pemanfaatan Data yang ada dalam
Modul Inti 3 ini.
 manfaatrev/july
3
POKOK  BAHASAN
DATA  DAN INFORMASI  
Data yang diproses, meliputi pengolahan dan analisis serta interpretasi, akan diperoleh
informasi. Dengan perkataan lain , data akan menjadi informasi apabila dapat diambil
kesimpulan dan dipergunakan sebagai dasar untuk menetapkan/ mengambil keputusan.
Kesimpulan dapat berupa kesimpulan yang sederhana, seperti : ‘hasil imunisasi
meningkat’ atau lebih kompleks, seperti : ‘Puskesmas akan kekurangan Cotrimoxazole
apabila tidak mendapatkan penambahan Cotrimoxazole’.
Latihan :
Penugasan :
Gunakan data dibawah ini untuk mendapatkan informasi ( lakukan sesuatu agar
data tersebut menjadi informasi dan dapat diambil suatu kesimpulan ).
Berat badan lahir bayi di Puskesmas A, pada bulan Januari dan Februari adalah :
Berat Badan Lahir ( grams )
Januari Februari
3500 2700
3300 2200
2800 2900
3400 3100
2200 2400
2900 2400
3100 2800
2400 3100
2800
26400 21600
Diskusi :
 Peserta dapat menghitung rata-rata berat badan untuk setiap bulannya :
☺ Bulan Januari rata-rata berat badan lahir adalah 2933 grams
☺ Bulan Februari rata-rata berat badan lahir adalah 2700 grams
☺ Rata-rata berat badan lahir bayi mengalami penurunan manfaatrev/july
4
Atau dapat pula hanya menghitung jumlah bayi dengan berat badan lahir rendah
(< 2500 grams) :
☺ Bulan Januari 2 dari 9 kelahiran terdapat bayi BBLR
☺ Bulan Februari 3 dari 8 kelahiran terdapat bayi BBLR
☺ Proporsi bayi BBLR mengalami peningkatan
☺ Atau dapat pula kita tampilkam dalam bentuk grafik :
Dari ketiga pengolahan tersebut diatas, penghitungan rata-rata berat badan bayi baru
lahir tidak lazim dikerjakan, yang perlu diketahui adalah jumlah bayi BBLR sebagai
dasar untuk melakukan tindak lanjut.
Rangkuman :
Data diolah menjadi informasi untuk  dapat :
☺ mengambil kesimpulan
☺ Sebagai dasar untuk mengambil keputusan
Berat Badan Lahir Bayi
0
2
4
6
8
10
Ja n ua ri  F  e bru a ri
Bulan
Jumlah Bayi
BBLR
Nor malmanfaatrev/july
5
PROSES PEMBELAJARAN
TOPIK : DATA DAN INFORMASI
NO KEGIATAN          PROSES BELAJAR MENGAJAR WAK- ABL
  FASILITATOR LINATIH TU
1. Perkenalan Fasilitator memperkenalkan diri
serta mengemukakan pentingnya
data dan informasi dalam QA
Peserta mencatat
nama fasilitator dan
memahami lingkup
tugasnya
5 ‘ -
2. Penggalian
pemahaman
Fasilitator dengan metoda curah
pendapat meminta para peserta
untuk mengemukakan pendapatnya tentang apa itu data dan
informasi serta manfaatnya
Beberapa peser-ta
memberikan
pendapatnya mengenai bedanya
data & informasi
15 ‘ Kertas
lembar
balik
3. Ceramah Fasilitator memberikan informasi
mengenai pengertian data dan
proses pengolahan dari data
menjadi informasi, juga
diterangkan manfaat informasi
dalam pengambilan keputusan
dan beberapa kesimpulan yang
aktual
Peserta mengi-kuti
ceramah, mencatat
dan me nanyakan
bagian ceramah
yang belum
dipahami
1 x 45‘ - White
board
- Spidol
4. Penugasan Fasilitator meminta peserta untuk
berkelompok dan memberikan
instruksi kepada peserta untuk
melakukan sesuatu terhadap data
berat badan lahir bayi Puskesmas
A menjadi informasi dan dapat
disimpulkan.
Peserta membagi diri
dalam ke-lompok
Puskes-mas setelah
men-dapatkan tabel
berat badan bayi lahir
Puskesmas A kurun
waktu Januari dan
Fe-bruari kemudian
menghitung rata-rata
BBL perkalanya dan
BBL < 2500
1 x 45‘ Tabel
BBL
5. Penyajian
hasil
penugasan
Beberapa kelompok diinstruksikan untuk membaca hasil diskusi-
nya dari kelompok lain diminta
untuk menanggapinya.
Masing2 kelompok
setelah menghitung
kata-kata BBL setiap bulan dan
menghitung serta
BBL rendah, kemudian menyajikannya
2 x 45‘
6. Rangkuman Fasilitator memberikan tinjauan
ulang dan kesimpulan yang perlu
adalah adanya informasi BBLK
sebagai dasar untuk tindak lanjut
Peserta memperhatikan dg seksama dan mencatat
kesimpulannya.
25‘
  JUMLAH 215’  
Catatan : Waktu penyajian hasil penugasan tergantung dari jumlah kelompok/puskesmas manfaatrev/july
6
SUMBER DAN JENIS DATA
Sumber Data
Sumber data dapat berasal dari :
•  kartu catatan pasien
•  catatan Puskesmas
•  pasien
•  petugas Puskesmas
•  masyarakat
•  dan lain-lain
Jenis Data
Jenis data :
1. Kualitatif
2. Kuantitatif
Bermacam - macam data yang ada dapat  dibedakan berdasarkan :
1. cara pengumpulannya :
a. data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya misalnya :
•  data yang berasal dari keluhan pasien
•  hasil wawancara terhadap pasien
b. data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung misalnya :
•  data yang bersumber dari kartu pasien
•  catatan Puskesmas atau
•  laporan Puskesmas
2. “waktu” pengumpulan data :
a. Data “cross sectional”atau disebut juga data saling silang yaitu data yang
    dikumpulkan dalam satu waktu tertentu. Contoh:
•  Jumlah pasien pada hari Senin manfaatrev/july
7
•  Jumlah kasus kecelakaan menurut umur dan jenis kelamin pada tanggal
     1 Januari 1999.
b. Data “longitudinal” yaitu data yang dikumpulkan dari waktu kewaktu
    misalnya :
•  Jumlah kasus diare bulanan selama tiga tahun berturut - turut.
•  Jumlah kunjungan Puskesmas dalam sebulan selama tiga - tahun.
Data ini dapat dipergunakan misalnya untuk mengetahui: pola musiman, adanya
“out  liers” (data diluar kisaran) atau terjadinya sesuatu yang tidak lazim, “trend”
atau  kecenderungan.
Rangkuman:
Sumber data dapat berasal dari pasien,  petugas, pencatatan maupun pelaporan.
Sedangkan jenis data ada dua yaitu kualitatif dan kuantitatif, yang dapat pula
dibedakan berdasarkan antara lain cara pengumpulan, waktu pengumpulan.  manfaatrev/july
8
PROSES PEMBELAJARAN
TOPIK : SUMBER DAN JENIS DATA
NO KEGIATAN          PROSES BELAJAR MENGAJAR WAK- ABL
  FASILITATOR LINATIH TU
1. Perkenalan Fasilitator memperkenalkan diri
dan memberi tahu tugasnya untuk
mengajar, sumber data dan jenis
data
Peserta mencatat
nama fasilitator
dan memahami
lingkup tugasnya
5 ‘ -
2. Penggalian
pemahaman
Dengan metoda curah pendapat
fasilitator meminta para peserta
untuk mengungkapkan pengerti-
an tentang asal sumber data dan
jenis data
Beberapa peserta
mengemukakan
pemahamannya
apa itu sumber
data dan apa saja
yang tergolong
jenis data
15 ‘ - White
Board
- Spidol    
3. Ceramah Fasilitator memberikan ceramah
dan memberikan kesempatan
bertanya tentang sumber asal data
a. Kartu catatan peserta
b. Catatan puskesmas
c. Pasien
d. Petugas puskesmas
e. Masyarakat
Serta tentang jenis data :
a. Kwalitatif
b. Kwantitatif
Macam data dibedakan :
a. Cara pengumpulan
b. Waktu pengumpulan
Fasilitator juga memberikan
contoh a.l :
a. Data primer
b. Data sekunder
c. Data cross-sectional
d. Data Longitudinal
Peserta mengikuti dg tekun mencatat hal-hal yg
penting terutama
sumber asal data
dan jenis data
dan menanyakan
bagian-bagian
dari ceramah
yang belum
dimengerti
2 x 45’
4. Rangkuman Fasilitator memberikan kesimpulan bahwa asal data diantaranya
dari pasien, petugas dan lapangan
sedang jenis data ada dua yaitu
kwantitatif dan kualitatif
Peserta mengikuti dengan cermat
kesimpulan sumber dan jenis data
serta
mencatatnya
25 ‘
  JUMLAH 135 ‘  manfaatrev/july
9
PEMANFAATAN DATA DALAM
SIKLUS PEMECAHAN MASALAH
4.Pembentukan Tim
pemecah masalah
5.Memahami
Proses dimana
lokasi masalah
6.Penentuan penyebab
masalah
9.Menentukan alternatif
pemecahan masalah
10.Penetapan pemecahan
masalah terpilih
1.Identifikasi
Masalah
2.Penentuan
prioritas masalah
11.Penyusunan rencana penerapan
pemecahan masalah
13.Monitoring dan evaluasi
hasil
7.Pengumpulan data
penyebab masalah
12.Penerapan pemecahan
masalah terpilih
3.Pernyataan
Masalah
8.Memilih penyebab
yang paling mungkin
Data digunakan
pada langkahlangkah ini
Data boleh dikatakan diperlukan pada setiap langkah dari pemecahan masalah,
tergantung dari masalahnya.  Tetapi data selalu diperlukan pada lima langkah yang diberi
tanda diatas. Berikut ini adalah penjelasan bagaimana data digunakan pada lima langkah
tersebut.
Langkah 1. Identifikasi Masalah
Data dari catatan pasien, catatan medik, wawancara, keluhan, dll dapat digunakan. Dua
contoh : manfaatrev/july
10
Bagaimana anda akan menginterpretasikan data ini? Apakah terjadi masalah mutu?
Diskusi : Terlihat bahwa banyak pasien pneumonia (11 dari totalnya 19) tidak kembali
dalam 2 hari untuk perawatan lanjutan. Ya, disini memang terdapat masalah mutu.
Pada contoh berikutnya, pengecekan dari catatan medik selama enam hari menunjukkan
pemberian antibiotik sebagai berikut :
Bagaimana anda akan menginterpretasikan data ini? Apakah terjadi masalah mutu disini?
Diskusi : Terlihat disini seringkali antibiotik diberikan untuk penyakit yang sebenarnya
tidak membutuhkan antibiotik, seperti diare (non—disentri), penyakit pernapasan nonpneumonia, dan keluhan umum atau demam yang tidak spesifik. Apakah terjadi masalah
mutu? Ya.
Catatan Medik
Pasien Pneumonia kembali untuk perawatan
lanjutan Januari 1999
Kembali setelah 2 hari 3 pasien
Kembali setelah 3-5 hari 4 pasien
Kembali setelah lebih
dari 5 hari 1 pasien
Tidak kembali 11 pasien
Catatan medik
Pemberian Antibiotik, 5-10 Agustus 1999
Pneumonia   3 pasien
Batuk non-pneumonia  6 pasien
Disentri   1 pasien
Diare / gangguan pencernaan 8 pasien
 Demam   10 pasien
 Keluhan umum  12 pasien manfaatrev/july
11
Langkah 3. Pernyataan Masalah
Apa yang salah dengan pernyataan masalah dibawah ini?
♦  “Banyak anak-anak dibawah 5 tahun yang belum diimunisasi campak”.
♦  “Pada kasus-kasus yang diobservasi, petugas kesehatan tidak mendorong pasien
untuk mengajukan pertanyaan”
♦  “Kelihatannya banyak pasien yang tidak dapat menyebutkan penyakit yang bisa
diimunisasi dan kita ingin agar mereka dapat menyebutkan lima penyakit”
♦  “Banyak ibu yang diwawancara tidak tahu waktu  imunisasi berikut untuk
anaknya”
♦  “Banyak kasus darurat yang dibawa ke Puskesmas pada saat petugas kesehatan
tidak ditempat”
♦  “Biaya obat perpasien meningkat banyak, mungkin lebih dari Rp. 2000,-”
Diskusi : Jelas bahwa semua pernyataan tersebut tidak jelas. Mereka membutuhkan data,
khususnya data kuantitatif,  sehingga Tim tahu apakah suatu masalah sulit dipecahkan
dan juga tahu apakah ada kemajuan dalam pemecahannya.  
Contoh pernyataan masalah yang benar :
♦  “Enam dari sepuluh anak dibawah 5 tahun belum diimunisasi campak”.
♦  “Pada 15 kasus Malaria yang diobservasi, seluruh pasien tidak mengajukan
pertanyaan tentang penyakitnya.
♦  “Enam dari sepuluh ibu balita tidak dapat menyebutkan penyakit yang bisa
diimunisasi.
Perawat ingin agar mereka dapat menyebutkan lima penyakit”
♦  “Enam dari sepuluh ibu balita yang diwawancarai tidak tahu waktu  imunisasi
berikut untuk anaknya”
♦  “40 % kasus darurat datang pada saat kesehatan tidak ditempat”
♦  “Biaya obat perpasien meningkat banyak, 50 % dari tarif sebelumnya”
Langkah 7. Pengumpulan Data Penyebab Masalah
Harap diingat bahwa matriks data akan membantu mengorganisir pengumpulan data.
Masalah : 30 % dari pengguna KB tidak melanjutkan lagi dalam waktu  12 bulan
pertama. Data Penyebab Masalah apa yang harus dikumpulkan ?
Penyebab
potensial
Pertanyaan data Sumber Metodologi Hasil manfaatrev/july
12
Efek sampingan Berapa banyak pasien DO
menderita effek sampingan ?
   
Ingin anak lagi Berapa banyak pasien DO yang
ingin hamil ?
Tekanan dari
keluarga
Berapa banyak pasien DO merasa
keluarga menekan untuk berhenti?
Kesulitan
mendapat obat
Berapa banyak pasien DO kesulitan
mendapat obat?
Diskusi. Data dan metodologi sama untuk keempat penyebab itu : wawancara pasien DO.
Pertanyaan keempat hanya untuk pasien DO dari metode sementara (kontrasepsi oral,
kondom dan diafram?).
Langkah 8. Memilih Penyebab yang Paling Mungkin
Bila Tim tidak menggunakan data pada langkah ini, berarti mereka hanya menebak, dan
tidak serius dalam memecahkan masalah.
Masalah : 30 % dari pengguna kontrasepsi oral tidak melanjutkannya dalam dua belas
bulan pertama. Dibawah ini adalah datanya. Apa penyebab yang paling mungkin ?
 Penyebab
potensial
Pertanyaan data Sumber Metodologi Hasil
Efek sampingan Berapa banyak pasien
DO menderita effek
sampingan ?
Pasien DO
KO
Wawancara
30
20 % melaporkan
efek samping
Ingin anak lagi Berapa banyak pasien
DO yang ingin hamil ?
,, Wawancara
30
10 % ingin hamil
Tekanan dari
keluarga
Berapa banyak pasien
DO merasa keluarga
menekan untuk
berhenti?
,, Wawancara
30
Tidak ada
Kesulitan
mendapat obat
Berapa banyak pasien
DO kesulitan
mendapat obat?
,, Wawancara
30
70 % mengatakan
waktu (2 jam)
terlalu lama
Diskusi : Terlihat bahwa banyaknya masalah berhubungan dengan lamanya waktu untuk
mendapat obat.
Langkah 13. Monitoring dan Evaluasi Hasil
Pertama, Tim harus memonitor apakah pemecahan yang dipilih telah diterapkan dengan
baik. Berikut ini metodologi yang mungkin untuk pemecahan yang beragam : manfaatrev/july
13
    Bila pemecahan bertujuan meningkatkan pengetahuan –
 Lihatlah apakah pengetahuan meningkat
Bila pemecahan bertujuan mengubah perilaku –
 Observasi untuk melihat apakah perilaku berubah
Bila pemecahan bertujuan mengubah kebijaksanaan –
 Lihatlah apakah kebijaksanaan berubah, dan
 Observasi apakah kebijaksanaan telah diterapkan
Bila pemecahan bertujuan menyediakan sumberdaya –
 Pastikan bahwa sumberdaya tersedia
Kedua, kumpulkan data untuk melihat apakah masalah telah berkurang. Data sama
dengan yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah.
Latihan. Data apa yang akan anda kumpulkan untuk melihat apakah masalah dibawah ini
telah dipecahkan ?
Masalah : Setengah dari semua pasien pnumonia hanya mendapat antibiotik selama
tiga hari, dan mereka seharusnya menerima dosis lima hari.
Sumber data dan metodologi yang akan anda gunakan ?
_____________________________________________________________________
_________________________________________________________
Masalah : Pada klinik KIA tiap harinya 10-14 ibu tidak mendapat tempat duduk.
Mereka mengeluhkan hal ini.
Sumber data dan metodologi yang akan anda gunakan ?
______________________________________________________________________
________________________________________________________
Rangkuman
Data digunakan pada beberapa langkah dalam proses. Biasanya data akan lebih mudah
diperoleh daripada yang dikira oleh petugas kesehatan. Data yang baik akan
mempermudah proses pemecahan masalah. manfaatrev/july
14
PROSES PEMBELAJARAN
TOPIK : PEMANFAATAN DATA DALAM SIKLUS PEMECAHAN MASALAH
NO KEGIATAN PROSES BELAJAR MENGAJAR WAK- ABL
  FASILITATOR LINATIH TU
1. Perkenalan Fasilitator
memperkenalkan diri dan
menjelaskan tujuan dan
rancangan belajar serta
waktu yang diperlukan
untuk menyelesaikan
proses pembelajaran
Linatih mencatat
identitas fasilitator dan
menanyakan hal-hal
yang dirasa perlu.
Linatih memperkelkan
diri masing-masing.
15 ‘  -White Board
-OHP
-Transparansi
-Spidol.
2. Penggalian
pemahaman
peserta
Fasilitator menanyakan
langkah-langkah mana
yang memerlukan dukungan data dakan siklus
pemecahan masalah.
Fasiltator menegaskan
langkah mana yang harus
didukung data.
 
Linatih menjelaskan
langkah-langkah dalam
siklus pemecahan masalah yang memerlukan
dukungan data.
Linatih mencatat dan
mengklarifikasi penjelasan fasilitator mengenai hal-hal yang kurang
jelas.
30‘
       
3. Ceramah Fasilitator menayangkan
transparansi 13 langkah
siklus pemecahan masalah dan menunjuk lima
langkah dalam siklus
pemecahan masalah itu
yang selalu memerlukan
dukungan data.
Fasiltator menjelaskan
sumber data yang dapat
digunakan untuk mengidentifikasi masalah mutu
pada langkah 1 (Identifikasi maslah)
Fasilitator memberikan
contah data-data yang
bermuatan masalah mutu
dan mendiskusikannya
dengna linatih.
Linatih menyimak penjelasan fasilitator dan
mencatat atau menggarisbawahi lima langkah yang dimasud
didalam buku pegangan
peserta.
Linatih menyimak penjelasan fasilitator dan
mencatat butir-butir
penting yang dirasa
perlu.
Linatih melibatkan diri
dalam diskusi dan
mencatat hasil atau
kesimpulan diskusi.
 45’  Tr. Siklus
Pemecahan
Masalah
Tr. Catatan
medik hal. 8 manfaatrev/july
15
NO KEGIATAN PROSES BELAJAR MENGAJAR WAK- ABL
  FASILITATOR LINATIH TU
  Fasilitator menjelaskan
dukungan data yang
dibutuhkan pada langkah
3 (Pernyataan masalah)
dan memberikan contoh
pernyataan masalah yang
didukung data dan tidak
didukung data.
Fasilitator menjelaskan
alasan menagpa langkah
7 (Pengumpulan data
penyebab masalah) mutlak memerlukan dukungan data dan penjelasan
yang sama untuk langkah
8 (memilih penyebab
yang laing mungkin) dan
langkah 13 (monitoring
dan evalausi hasil).
Linatih menyimak penjelasan fasilitator dan
mencatat perbedaan
pernyataan masalah
yang didukung data
dengan yang tidak.
Linatih mencatat dan
menyimak penjelasan
fasilitator.
Tr. Pernyataan
masalah hal. 9
Tr. Tabel hal.
10
Tr. Monitoring
dan evaluasi
5 Penugasan Fasilitator menugaskan
linatih untuk secara
perorangan dan mengerjakan latihan, mendiskusikannya dengan
teman yang duduk
disekitarnya (buzz group)
Fasilitator menugaskan
kelompok untuk mengerjakan latihan tentang:
1. Identifikasi masalah.
2. Pernyataan masalah.
3. Pengumpulan data
penyebab masalah.
4. Memilih penyebab
yang paling mungkin.
5. Monitoring dan
evaluasi hasil.
Dan mencatat hasil
latihannya dalam buku
linatih masing-masing.
Linatih mengerjakan
tugas yang diberikan
fasilitator
2x45' manfaatrev/july
16
NO KEGIATAN PROSES BELAJAR MENGAJAR WAK- ABL
  FASILITATOR LINATIH TU
 Penyajian
hasil
penugasan
Fasilitator menanyakan
hasil yang didapat
kepada beberapa linatih
selanjutnya fasilitator
menjelaskan semua
jawaban yang benar.
Fasilitator berkeliling
untuk memastikan bahwa
semua linatih telah
mencatat semua jawaban
yang benar.
Linatih mencatat jawaban yang benar pada
buku pegangan masingmasing.
Linatih memperlihatkan
catatannya dan menanyakan hal-hal yang
dirasa kurang jelas.
45'
20'
4. Rangkuman Fasilitator merangkum
semua hasil proses
pembelajaran,
Linatih mencatat dan
mengklarifikasi hasil
proses pembelajaran
kalua merasa kurang
jelas
25’
  JUMLAH  

 manfaatrev/july
17
PENGUMPULAN  DATA
Di Puskesmas terdapat berbagai macam data, akan tetapi kadang-kadang kita perlu
mengumpulkan data untuk mendapatkan informasi sehingga kita dapat mengambil
kesimpulan atau menetapkan suatun keputusan. Untuk itu perlu diketahui jumlah sampel,
instrumen yang dipergunakan serta cara/ metode pengumpulannya.
1. Besar sample ( Sample size )
Ada beberapa rumus yang dapat dipergunakan untuk menghitung besar sampel
pengumpulan data. Akan tetapi dalam proses pemecahan masalah tidak begitu
ditekankan untuk menghitung besar sample secara terinci, karena hal ini akan
membebani petugas Puskesmas.
Aturan menyatakan :’ kumpulkan data sampai kamu merasa percaya untuk
memahami pola dari jawaban/pendapat dan dapat membuat keputusan’. Sehingga
dapat diperlukan hanya 12 sample atau bahkan diperlukan 100 sample. Jumlah yang
sesungguhnya dapat dapat diputuskan berdasarkan jumlah variasi data dan jenis
keputusan/ kesimpulan yang akan dibuat/ ditetapkan. Apabila tidak terdapat variasi,
anda tidak perlu mengumpulkan banyak data. Dan apabila data menunjukkan
keputusan yang jelas, pengumpulan data dapat dihentikan.
Sebagai contoh : apabila pasien diberikan antibiotika golongan sulfa ( misal :
cotrimoxazole ). Esoknya pasien tersebut datang lagi ke Puskesmas, dengan wajah
bengkak dan gatal setelah minum obat tersebut, yang menunjukkan akibat reaksi obat.
Puskesmas tidak akan memberikan obat jenis sulfa yang sama lagi kepada pasien
tersebut. Dalam contoh ini kita tidak perlu mengumpulkan data lainnya sebelum
memutuskan untuk memberikan alternative antibiotika. Satu data sudah cukup untuk
mengambil keputusan.
Contoh lain : Puskesmas ingin mendapatkan masukan dari masyarakat untuk
meningkatkan pelayanan Puskesmas. Setelah melakukan wawancara kepada 26
orang, diperoleh 21 jenis masukan yang berbeda. Disini terlihat bahwa terdapat
variasi yang sangat banyak dan kita tidak dapat mengambil keputusan untuk manfaatrev/july
18
menetapkan untuk meningkatkan pelayanan Puskesmas, sehingga perlu dilakukan
pengumpulan data yang lebih banyak lagi.
Latihan  :
Pada latihan berikut ini, cobalah untuk menginterpretasikan hasilnya dan tetapkan
apakah diperlukan data lebih banyak lagi atau apakah jumlah sample sudah cukup
dan dapat dipercaya.
Latihan 1 :
Pertanyaan : ‘ Mengapa anda tidak memanggil/ datang ke bidan untuk membantu
persalinan’.  Kita mungkin mendapatkan lebih dari satu jawaban (Pertanyaan
ditujukan kepada 16 ibu yang persalinannya ditolong oleh dukun).
Hasil yang diperoleh adalah :
 6 ibu menjawab takut digunting ( episiotomi )dan dijahit
 4 ibu menjawab dukun lebih murah daripada bidan
5 ibu menjawab tempat tinggal bidan sangat jauh dan mereka khawatir tidak
datang pada waktunya
seorang ibu menjawab dukun tersebut adalah saudaranya
seorang ibu menjawab tidak tahu adanya bidan
Diskusi :
Dari hasil yang diperoleh terdapat 5 jawaban yang berbeda, tetapi hanya tiga
kategori jawaban yang sering muncul yaitu : episiotomi, biaya dan jarak. Apakah
kita perlu data lebih banyak lagi ? Apakah akan terdapat perbedaan hasil apabila
kita melakukan wawancara dengan 16 ibu lainnya ( bila dapat ditemukan ) dan
distribusi jawaban akan berubah ? Mungkin tidak. Kita telah mengetahui bahwa
ibu hamil khawatir tentang tiga kategori jawaban tersebut dan team pemecah
masalah dapat mulai bekerja untuk mencari pemecahannya. Jawaban untuk
latihan ini adalah bahwa kita telah cukup mengetahui untuk mulai memecahkan
masalah. manfaatrev/july
19
Latihan 2 :
Permasalahan yang dihadapi adalah rendahnya jumlah anak dengan Pneumonia
yang kembali dua hari kemudian untuk pemeriksaan. Dalam pengumpulan data,
Tim pemecahan masalah melakukan pengamatan terhadap petugas kesehatan
dalam melakukan pemeriksaan pada anak dengan batuk. Sebagian dari hasil
pengamatan terdapat dalam tabel berikut ini :
Apakah petugas kesehatan ...... Ps 1 Ps 2 Ps 3
Memberitahu ibu kapan harus kembali ? T T T
Meminta ibu untuk mengulangi pesan yang
diberikan oleh petugas !
T T T
Menanyakan kepada ibu apakah ada pertanyaan ? T T T
..............................  
   Catatan : Ps = pasien
  T  = Tidak
Pertanyaan :
 Apakah data ini cukup atau perlu dilakukan pengamatan lagi ?
Diskusi :
 Untuk satu petugas kesehatan tersebut, mungkin data ini sudah cukup. Kita tahu
bahwa petugas kesehatan cenderung konsisten dalam memberikan pelayanan.
Petugas kesehatan tersebut tidak memberikan penyuluhan kepada ibu untuk
datang kembali lagi ke Puskesmas dan tidak memberi kesempatan kepada ibu
untuk bertanya apakah ibu harus datang kembali.
Latihan 3 :
Rendahnya jumlah bayi yang mendapatkan vaksinasi lengkap dan salah satu
penyebab potensialnya adalah ibu tidak tahu jenis penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi. Anda menanyakan kepada 30 ibu pada saat meninggalkan
Puskesmas untuk menyebutkan jenis penyakit yang dapat mereka ingat. Jawaban
yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Tuberkulosis ( TBC )  11
Batuk Rejan ( Pertusis ) 5 manfaatrev/july
20
Tetanus     13
Polio        18
Hepatitis   5
Campak   18
Influenza   2
Diphteria   3
AIDS        2
Anemia   2
Jumlah ibu yang memberikan jawaban benar :
6 jenis 1
5 jenis 1
4 jenis 4
3 jenis 7
2 jenis 12
1 jenis 5
Pertanyaan :
Disini terdapat banyak variasi. Apakah anda perlu melakukan exit interview lagi ?
Diskusi :
Meskipun terdapat banyak variasi, dari hasil tersebut hanya terdapat 2 kategori
jawaban yang kita inginkan :
☺ Ibu menjawab dengan benar, atau
☺ Ibu tidak dapat menjawab dengan benar
Hanya 1/5 ibu yang dapat menjawab  ≥ 4 jenis, hal ini tentu saja perlu
ditingkatkan. Ada kecenderungan untuk melakukan analisa secara berlebihan.
Dalam contoh ini diperoleh data yang sangat terinci, sehingga orang cenderung
menghabiskan banyak waktu untuk menganalisa detail/ rincian tersebut. Tetapi
mereka sesungguhnya hanya ingin menjawab pertanyaan pertama : Apakah ibu
mengetahui jenis penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Sangatlah
mudah untuk menjawabnya : ibu tidak mengetahuinya.
Latihan 4 :
Masalah yang dihadapi adalah tingginya angka suntikan dan tim pemecahan
masalah ingin mengetahui apakah hal ini disebabkan oleh 1-2 petugas kesehatan
yang mengakibatkan tingginya angka tersebut. Dilakukan pengamatan pada
register harian selama 2 bulan terakhir dan jumlah suntukan yang diberikan oleh manfaatrev/july
21
setiap petugas kesehatan dicatat. Jumlah suntikan perhari disajikan dalam bentuk
tabulasi berikut ini :
 
Tanggal PK 1 PK 2 PK 3 PK 4 PK 5
2 3 0 2 4 3
3 5 3 3 5 2
4 4 4 5 3 4
5 7 2 5 6 5
6 6 5 4 4 3
7 2 12 3 5 4
9 1 14 6 2 5
10 3 17 5 4 3
11 5 14 3 5 4
12 6 16 4 7 5
13 3 11 0 1 7
14 2 3 0 2 0
16 4 4 0 3 3
17 4 3 0 0 2
18 5 5 0 4 0
19 1 0 0 3 3
20 3 4 0 5 5
21 4 2 0 2 4
23 8 3 0 4 1
24 0 5 0 0 3
25 0 1 2 3 6
26 0 2 3 4 4
27 2 5 4 1 2
28 4 3 5 6 0
30 2 6 6 0 0
1 1 7 3 2 2
2 0 3 4 3 3
3 4 5 5 4 4
4 2 4 6 1 3
5 3 2 3 3 2
7 0 3 5 2 5
8 5 6 4 5 2
9 3 0 5 4 3
10 6 2 3 5 4
11 1 3 4 1 2
12 1 3 3 2 4
14 3 3 4 3 3
15 5 4 5 4 5
16 3 2 2 2 2
17 4 5 1 4 3
18 2 6 1 5 4
19 4 2 4 5 1
21 3 5 5 2 3
22 5 3 3 3 5
23 1 2 4 2 6
24 2 1 2 4 3
25 3 5 3 4 2
Rata-rata 3,085 4,681 2,957 3,255 3,170 manfaatrev/july
22
Pertanyaan :
Apakah tim pemecahan masalah perlu melakukan pengumpulan data lagi ?
Diskusi :
Jawabannya adalah ‘YA’, mereka harus mengumpulkan data lagi, tetapi mungkin
bukan data yang sama. Rata-rata jumlah injeksi, yang ditampilkan pada baris
terakhir, menunjukkan bahwa tidak selalu PK 2 adalah tinggi dan PK 3 rendah.
Rata-rata jumlah injeksi PK 2 tinggi, hasil selama 6 hari dalam 2 bulan
memberikan  ≥ 10 suntikan per hari. Sedangkan pada hari lainnya, memberikan
jumlah suntikan sama seperti petugas lainnya. Mengapa ? Apakah PK 2
mendapatkan tugas khusus pada hari-hari tersebut ? Hasil rata-rata injeksi PK 3
adalah rendah, dan jumlah suntikan selama 10 hari adalah 0, apakah PK 3 masuk
kerja untuk hari-hari tersebut ? Ingatkan peserta  tentang perbedaan antara data
dan informasi. Belum diperoleh bukti bahwa tingginya jumlah suntikan
dikarenakan oleh 1 – 2 orang petugas kesehatan.
2. Instrumen pengumpulan data
Pengumpulan data agar dapat terlaksana dengan mudah dan data terorganisir sesuai
dengan keperluan dan apa yang diinginkan, diperlukan suatu instrumen. Instrumen
pengumpulan data dapat berupa :
a. Cheksheet ( lihat lampiran )
b. Checklist ( Daftar Tilik )
Sebagai contoh adalah checklist yang dipergunakan untuk melakukan pengamatan
terhadap kepatuhan petugas.
c. Questionnaire
Dalam penyusunan kuesioner yang akan ditanyakan kepada responden perlu
diingat aturan  berikut ini:
1) dalam bentuk kalimat pendek
2) dalam bentuk kalimat yang jelas, contoh :
♦  Menurut anda apakah pemilu akan jurdil atau menurut anda perlu ditunda
? manfaatrev/july
23
Disini terdapat dua pertanyaan dan tidak saling berhubungan ; jawaban
‘ya’ untuk pertanyaan pertama tidak selalu berarti ‘tidak’ untuk
pertanyaan kedua.
Contoh lain :
♦  Apakah tanda bahaya dari ISPA ?
Pertanyaan tersebut berasumsi bahwa responden tahu tentang ISPA.
3) tidak mengandung jawaban, contoh :
♦  Menurut anda apakah penyuluhan yang diberikan sudah baik atau perlu
petugas khusus untuk memberikan penyuluhan ?
4) hanya memberikan satu jawaban, contoh berikut ini adalah pertanyaan yang
dapat menimbulkan jawaban yang bias :
♦  Apakah petugas kesehatan ramah terhadap pasien ?
♦  Apakah anda mengikuti instruksi dokter ?
Latihan 1 :
Tim pemecah masalah mencoba untuk mengetahui penyebab penurunan
pemanfaatan/ kunjungan Puskesmas oleh masyarakat miskin. Meskipun
Puskesmas telah membagikan banyak Kartu Sehat, tetapi pencatatan
menunjukkan rendahnya kunjungan masyarakat miskin ke Puskesmas. Tabel
berikut ini adalah sebagian dari data matriks ( kolom hasil tidak ditampilkan
karena belum ada ) :
Penyebab
potensial
Pertanyaan Sumber data Metodologi
Tingginya biaya
transport
Apakah masyarakat miskin
tidak datang ke Puskesmas
karena mereka tidak mampu
untuk membayar transport ?
Pasien miskin Wawancara
Stigma sosial Apakah masyarakat miskin
merasa malu (terlihat)
menggunakan Kartu Sehat ?
Pasien miskin Wawancara
Alternatif yang
lebih murah
Apakah masyarakat miskin
tidak datang ke Puskesmas
karena mereka menemukan
sarana kesehatan lainnya yang
lebih murah ?
Pasien miskin Wawancara manfaatrev/july
24
Penugasan :
 Buatlah kuesioner untuk tiga pertanyaan tersebut !
Diskusi :
Ketiga pertanyaan diatas adalah sangat sulit karena pasien miskin mungkin tidak
mendapatkan informasi yang jelas, terutama adanya stigma sosial tentang menjadi
miskin dan mendapatkan pelayanan gratis. Beberapa peserta mungkin
beranggapan perlu dipergunakan metode lain ; apa yang mereka sarankan ?
Bagian module ini membahas tentang penyusunan kuesioner, oleh karenanya
sebagian besar diskusi adalah bagaimana melakukannya ( menyusun kuesioner ).
Beberapa kemungkinan sehubungan dengan masalah biaya transport :
♦  ‘Apakah biaya transport mempengaruhi keputusan anda untuk datang ke
Puskesmas?’ atau ..........
♦  ‘Apakah biaya transport lebih mahal sekarang daripada sebelumnya ( naik ) ?’
atau ................
♦  ‘Berapa biaya transportasi ke Puskesmas, saat ini ?’ ‘Berapa biaya transport 2
tahun yang lalu ?’ ‘Apakah hal tersebut merupakan faktor untuk memutuskan
tidak datang ?’ atau dalam bentuk sederhana :
♦  ‘Apa alasan anda tidak datang ke Puskesmas pada saat sakit ?’
Sehubungan dengan stigma sosial :
♦  ‘Apakah menurut anda beberapa orang merasa terganggu ( enggan ) untuk
menggunakan Kartu Sehat ?’  atau .....
♦  ‘Apakah anda memilih untuk membayar ke Puskesmas, meskipun mempunyai
Kartu Sehat ?’
Sehubungan dengan alternatif lainnya yang lebih murah ( meskipun hal ini jarang terjadi
bahwa swasta lebih murah ) :
♦  ‘Apakah anda menemukan pelayanan kesehatan yang lebih murah dari pada
Puskesmas ?’ atau ....
♦  ‘Selama krisis ini apakah anda pergi ke sarana kesehatan yang lebih murah ?’ manfaatrev/july
25
Latihan 2 :
Permasalahan yang dihadapi adalah : ‘ ibu tidak membawa anaknya, yang
menderita Pneuminia, kembali ke Puskesmas setelah 2 hari untuk periksa ulang.
Dibawah ini adalah sebagian dari data matriks :
Penyebab potensial Pertanyaan Sumber data Metodologi
Ibu tidak tahu bahwa harus
kembali setelah 2 hari
Apakah ibu mengetahui bahwa
harus kembali setelah 2 hari ?
Ibu yang tidak
kembali
Wawancara
Ibu menganggap tidak perlu
kembali setelah 2 hari
Apakah ibu dari anak dengan
Pneumonia menganggap
pentingnya periksa ulang ?
Ibu yang tidak
kembali
Wawancara
Penugasan :
 Buatlah kuesioner untuk pertanyaan tersebut !
Diskusi :
Cara yang paling memungkinkan adalah dengan melakukan wawancara pada saat
mereka meninggalkan Puskesmas ( exit interview ). Pertanyaan pertama sangat
sederhana :
‘Menurut ibu, apakah penting untuk membawa kembali anaknya untuk periksa
ulang ?’  apabila jawaban ‘ya’
‘Kapan?’
Sedangkan untuk pertanyaan kedua lebih sulit untuk disusun. Ibu kemungkinan akan
menjawab ‘ya’ untuk pertanyaan yang menyangkut tentang ‘hal penting’. Mungkin ada
beberapa metodologi yang lebih baik untuk mendapatkan ingformasi tentang hal tersebut,
berikut ini contoh beberapa alternatif :
‘Apa tujuan periksa ulang setelah 2 hari ?’ Kemudian berikan skor pada jawaban ibu
tentang seberapa pentingkah ibu tersebut menempatkan pentingnya periksa ulang.
Sebagai contoh, apabila ibu menjawab ‘hanya untuk periksa bayi’, disini terlihat bahwa
ibu tidak menganggap penting. Sebaliknya, apabila ibu menjawab ‘ untuk memastikan
bahwa kondisi bayi tidak memburuk’, hal ini terlihat lebih penting, atau : ‘ untuk
mendapatkan obat lain apabila bayi tidak cepat membaik’, disini juga terlihat bahwa ibu
menganggap pentingnya periksa ulang. manfaatrev/july
26
Cara lain adalah fokuskan pada kemungkinan jawaban, dengan menanyakan pendapat ibu
tentang tujuan medis dari periksa ulang. ‘ Apa yang dokter coba pelajari dari periksa
ulang ?’. Dengan cara yang sama lakukan skor seberapa pentingkah informasi yang
dokter coba peroleh.
Yang perlu ditunjukkan kepada peserta adalah ‘ bahwa pengetahuan tentang penelitian
adalah mudah, apakah pasien tahu jawabannya atau tidak, tetapi  
Ada dua macam kuesioner yaitu :
1) Tertutup (closed-ended) dimana responden tinggal memilih jawaban yang  
telah disiapkan misalnya:
•  Benar atau salah
•  Sering, jarang, tidak pernah
•  Ya atau tidak
Cara pengumpulan data dengan pertanyaan tertutup ini relatif lebih mudah
dihitung dan dianalisis karena dapat dikwantifikasikan.
2) Terbuka (open-ended)
Dalam hal ini responden perlu memberikan uraian dari jawaban pertanyaan
yang diajukan. Data yang diperoleh dengan cara ini relatif lebih sulit untuk
diolah.
3) Kombinasi
Untuk mendapatkan informasi yang lebih luas, kita dapat menggunakan
kombinasi antara pertanyaan tertutup dan terbuka.
Rangkuman :
 Pertanyaan dalam kuesionaire sebaiknya :
•  Pertanyaan sebaiknya spesifik
•  Tidak memberikan arti ganda manfaatrev/july
27
•  Tidak mengandung sugesti
•  Mempergunakan kalimat yang sederhana
3. Cara pengumpulan data
Ada berbagai macam cara dan metode untuk mengumpulkan data. Hal tersebut sesuai
dengan tujuan kita mengumpulkan data, data apa yang diinginkan dan sumber data
yang diperlukan. Cara/ metode pengumpulan data tersebut adalah :
a. pengamatan langsung
     Informasi yang diperoleh melalui data yang didapatkan dengan cara pengamatan
langsung, dan merupakan data yang relatif paling baik.
Ada tiga cara yang umum dikenal untuk melakukan pengamatan langsung :
•  Mempergunakan daftar tilik
Cara ini sangat baik  digunakan  untuk mengetahui adanya penyimpangan
terhadap standar. Contohnya pengamatan terhadap kepatuhan  tenaga
kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan.
•  Tanpa daftar tilik (un-guided)
Berbeda dengan cara yang diatas cara ini tidak ada alat bantu yang digunakan
diwaktu  pengamatan. Cara ini relatif kurang baik karena dapat bersifat
subyektif.  Berbeda  pengamat dapat memberikan hasil yang berbeda pula.  
•  “Mystery shopper”. Sesuai dengan namanya, pengamatan ini adalah
pengamatan langsung oleh orang yang tidak dikenal. Biasanya pengamat sudah
dilatih sebelumnya. Pengamat berpura-pura menjadi pasien  kemudian
merekam pengalamannya selama menjadi pasien.  Cara lain  dengan cara
menanyakan kepada pasien yang sesungguhnya. Cara ini dapat dipergunakan  
misalnya untuk mengetahui kepuasan pasien atau kepatuhan petugas terhadap
standar dari segi pandangan pasien.
b. Pengamatan kartu rekam medik
Meskipun data dari kartu pasien atau rekam medik ini seringkali tidak tercatat
secara lengkap namun dapat memberikan informasi yang bermanfaat mengenai
mutu pelayanan misalnya: manfaatrev/july
28
•  Kelengkapan data
•  Kesalahan diagnosa
•  Kesalahan pengobatan
•  Terhentinya program pengobatan
•  Terhentinya pemeriksaan ulang atau tidak sesuai dengan jadwal
•  Kegagalan pengobatan pada penyakit kronis dan sebagainya
c. Wawancara
Wawancara adalah cara mengumpulkan data dengan melakukan tanya jawab
dengan seseorang atau sekelompok orang (responden) untuk meminta keterangan
atau pendapat mengenai suatu hal yang dianggap penting dan perlu untuk
diketahui. Ada dua  macam cara wawancara:
♦  Wawancara perorangan
  Dapat dipergunakan pada berbagai situasi untuk mengetahui : pengetahuan,
sifat atau perilaku perorangan. Cara pengumpulan data seperti ini adakalanya
relatif murah.
♦  Wawancara kelompok
Wawancara kelompok merupakan suatu cara pengumpulan data primer
dengan  cara mengajukan pertanyaan kepada sekelompok orang sebaiknya
antara 5-10  orang.
Ada salah satu bentuk dari diskusi kelompok yang dikenal dengan Diskusi
Kelompok Terarah ( Focus Group Discussion = FGD ). Untuk melaksanakan
diskusi ini perlu persyaratan :
1) responden dalam kelompok tersebut harus setara dan homogen
2) jumlah responden dalam satu kelompok 5 – 10 orang dilaksanakan di
tempat yang netral
3) dipandu oleh fasilitator yang dibantu oleh asisten pencatatan, apabila
memungkinakan dilengkapi dengan alat rekam baik audio maupun visual manfaatrev/july
29
4) waktu yang diperlukan 1 – 2 jam
5) diperlukan persiapan :
a) penetapan tujuan diskusi
b) penyusunan skenario, pertanyaan untuk mengarahkan ( probing )
c) pemilihan/ penetapan responden
d) pemberitahuan kepada responden ( undangan )
Cara ini bermanfaat untuk :
1) Merangsang peserta untuk juga memikirkan  gagasan baru setelah
mendengar  hal yang dibicarakan atau diungkapkan peserta lain
2) Peserta mendapatkan keberanian untuk berbicara tentang suatu hal, setelah
mendengar peserta lain mengungkapkan tentang hal tersebut
3) Untuk mengetahui apakah ada isu yang dipertentangkan (andaikata
anggota kelompok mulai berdebat antara satu dengan lainnya hal itu
menunjukkan bahwa mereka mempunyai pandangan yang kuat).
 
Wawancara kelompok tidak akan memberikan hasil sebagaimana yang
diharapkan apabila yang dikumpulkan atau yang dicari adalah :
•  Informasi pribadi
•  Pendapat pribadi
•  Tanggapan atau jawaban pribadi
•  Informasi yang mungkin dipengaruhi oleh penerimaan masyarakat atau
kelompok
•  data kuantitatif
Latihan :
Latihan berikut ini bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar kepada peserta
untuk lebih memahami  mengenai pengumpulan data.
Latihan 1 :
Penjelasan. manfaatrev/july
30
Suatu pengamatan terhadap kartu rekam medik pasien anak dengan diagnosa
Pneumonia di Puskesmas A, hanya 25 persen ibu yang membawa anaknya kembali
setelah dua hari kemudian untuk diperiksa ulang yaitu sesuai dengan yang
dianjurkan petugas kesehatan (PK). Untuk mengetahui penyebab ketidak hadiran
anak tersebut petugas kesehatan melakukan wawancara kepada 15 orang  ibu yang
anaknya menderita Pneumoni sesudah pelayanan selesai diberikan  (exit interview)
dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut :
1. Apakah ibu perlu untuk membawa kembali anak ibu untuk
di periksa ulang?   Ya = 7     tidak = 8
       (Apabila jawaban ya lanjutkan dengan pertanyaan nomor 2).
2. Apakah ibu  mengetahui kapan ibu harus membawa anak ibu
kembali?              benar = 5       salah  = 2
                       
Pertanyaan :
1.  Apakah kedua pertanyaan tersebut sudah cukup untuk mendapatkan informasi
yang sesuai dengan yang diinginkan?
2.  Apa yang dapat disimpulkan dari informasi tersebut ?
3.  Bagaimana tindak lanjut  (follow up) dari hasil wawancara tersebut ?
Diskusi :
1. Ya. Dua pertanyaan saja sudah cukup dan akhirnya petugas kesehatan
menjadi    mengerti bahwa sebagian ibu tidak tahu bahwa harus kembali
pada waktu yang sudah ditentukan. Apakah penyebab yang paling mungkin
? Apapun alasannya, yang jelas   pesan yang disampaikan petugas kesehatan
tidak tertangkap maknanya oleh ibu- ibu  tersebut.
2. Hanya 5 orang dari 15 ibu yang diwawancarai mengetahui dengan  tepat
kapan harus kembali. Apakah penyebab yang paling mungkin ?    Konseling
tidak efektif. manfaatrev/july
31
     3. Pengamatan langsung terhadap konseling yang dilakukan petugas kesehatan baik
dengan menggunakan daftar tilik atau tidak.
Pertanyaan ini relatif sederhana. Hanya dua pertanyaan untuk menemukan  
kemungkinan penyebab  masalah utama mengapa ibu tidak datang lagi untuk
memeriksakan  anaknya pada waktu yang sudah ditentukan.
Latihan  2 :
Tujuan pelatihan ini adalah untuk  memberikan pengalaman belajar kepada peserta
untuk melakukan pengumpulan data dengan wawancara perorangan.
Penjelasan:
1 Puskesmas sadar bahwa kelangsungan K1 Æ K4 rendah Hampir setengah jumlah ibu
tidak datang kembali ke Puskesmas untuk mendapatkan pelayanan. Sembilan dari
sepuluh ibu tadi dikunjungi di rumah mereka untuk menanyakan  alasan mereka tidak
meneruskan pelayanan antenatal.
2 Berikut ini adalah jawaban dari wawancara tersebut :
•  Bersamaan dengan bayi yang akan lahir saya banyak pekerjaan yang
harus saya lakukan.
•  Saya lupa (2 wanita memberikan  jawaban ini )
•  Semakin berat badan saya semakin sukar bagi saya untuk datang ke
Puskesmas.
•  Ibu mertua saya datang dan ia merawat saya.
•  Suami saya memiliki asuransi sehingga saya akan pergi kedokter swasta
ketika kelahiran tiba.
•  Setelah saya memperoleh suntikan TT, saya tidak yakin hal itu penting
•  Tidak ada jawaban
•  Saya akan datang, saya hanya sibuk.
Petanyaan : manfaatrev/july
32
a. Bagaimana pendapat anda mengenai cara mengumpulkan data dengan cara
tersebut ?  
b. Bagaimana pendapat anda tentang hasil yang diperoleh ?
Jawaban :
1.  Membuat pertanyaannya relatif mudah dibandingkan dengan latihan 1.
2.  Jawabannya kurang jelas dan berbeda antara satu dengan yang lain, tetapi apabila kita
perhatikan ada unsur yang sama dalam jawaban itu yaitu: para ibu tersebut agaknya
kurang merasakan bahwa kunjungan ke Puskesmas itu merupakan sesuatu yang
penting. Mereka tidak datang karena hal-hal yang sepele ( menurut kita ) seperti
sibuk, lupa, tidak nyaman.  
Latihan 3 :
Penjelasan:
Kader di posyandu tidak konsisten dalam kinerjanya. Adakalanya  mereka  
melakukan tugasnya dengan baik adakalanya tidak.
 
Pertanyaan:
1. Apakah suatu wawancara akan menolong  petugas kesehatan untuk memahami  
sebab-sebabnya ?
2.  Jika ya, pertanyaan yang bagaimanakah yang akan  ditanyakan ?    
Diskusi :
1. Ya. Wawancara dengan kader posyandu akan dapat mengungkap masalah itu.
Jumlah kader hanya sedikit dan akan mudah  untuk ditemui sehingga wawancara
dapat dilakukan dengan lebih baik. Memperhatikan pernyataan bahwa : ‘kader
posyandu tidak konsisten dalam kinerjanya’, tersirat pengertian bahwa sebenarnya
kader posyandu tahu apa yang harus dilakukannya tetapi tidak termotivasi untuk
selalu mengerjakannya.
2. Ada baiknya untuk mengadakan wawancara dengan jawaban terbuka karena
respondennya hanya sedikit sehingga tidak terlalu sulit untuk mengolah datanya.  manfaatrev/july
33
Latihan 4 :
Latihan ini dimaksudkan agar peserta dapat lebih memahami bagaimana  memilih
metoda yang  lebih  tepat untuk memperoleh data  yang diinginkan dari suatu
kelompok.
Penugasan :
Beri tanda pada setiap pertanyaan berikut apakah wawancara kelompok merupakan
cara yang baik untuk memperoleh informasi yang diperlukan.
                             Topik     Baik   Buruk
a. Pengetahuan pasien tentang mencampur larutan oralit.  
b. Perasaan masyarakat terhadap persalinan yang aman.  
c. Apakah pasien pernah melakukan abortus ?  
d. Tanggapan tentang keluarga berencana.  
Diskusi :
a. Wawancara kelompok mungkin merupakan cara yang tidak tepat untuk menguji
pengetahuan pasien, biasanya orang akan malu kalau diketahui orang banyak bahwa
dia tidak mengetahui sesuatu sedangkan sebagian besar orang lain justru
mengetahui.
b. Penggunaan metoda ini baik. Pengelompokan  sesama wanita ( kelompok homogen)
membuat wanita lebih mudah untuk bicara.  
c. Tidak. Orang tidak suka membicarakan  topik semacam itu (memalukan) dihadapan
orang lain,
d. Bergantung. Wawancara kelompok akan dapat membuka tabir perilaku macam  apa
yang  dapat diterima masyarakat, tetapi tidak mengungkapkan bagaimana perasaan
mereka.
Latihan 5 :
Penjelasan:
Dari kartu catatan pasien seorang anak laki-laki memiliki data masukan seperti
berikut:  manfaatrev/july
34
  Nama :  Purwanto  Tanggal lahir : 7 April 1994
  24 Juni 1997   Batuk, Frekwensi pernapasan 46
                                     Auskultasi Paru baik, RX decongestant.
Pertanyaan :
Pelajaran apa yang dapat ditarik dari catatan itu ?
Diskusi :
Pengkajian terhadap catatan medik itu, memberikan sinyal kepada kita  bahwa telah
terjadi kekeliruan diagnostik.  Frekwensi pernafasan anak ini terlalu cepat untuk
penyakit pilek biasa. Ia harus didiagnosa sebagai Pneumonia. Karena itu perlu
mendapatkan terapi antibiotik.
Latihan 6 :
Penjelasan :
Seorang pria tua berumur 50 tahun memiliki kartu catatan sebagai berikut :
Nama : Sahib             Tanggal lahir : 12 Juni 1946
                                                                        malaria, Terapi : klorokuin
14 Feb.1988   Ruam, Terapi : salep
9 Mart’92   Demam, malaria, Terapi ; kloro
7 Feb 1996   diare, tidak ada dehidrasi,
    tek. darah 210/140
    Berat badan 84 kg, suhu 37.4
27 Okt’96   Demam, batuk 39.2, stridor,
    dirujuk utk foto X-ray paru
18 Jul’97   Tangan cedera. Jari telunjuk
    patah. Direposisi
29 Dec.98   Masalah mata. Dirujuk
Pertanyaan:
Masalah apa yang dapat kita temukan dalam isi catatan diatas ?
Diskusi : manfaatrev/july
35
Pada kasus ini, pasien tersebut memiliki tekanan darah tinggi pada tahun 1996
tetapi tidak ada tanda-tanda bahwa penyakitnya dipantau.  Karena hal ini adalah
kondisi kronik seharusnya ada pengobatan/ perawatan jalan.
Kesimpulannya, petugas kesehatan cenderung untuk melihat kartu catatan pasien
untuk memperkirakan kondisi saat ini tetapi mereka seringkali tidak melihat
masalah yang lalu yang seharusnya juga diperhatikan.
Latihan 7 :
Penjelasan :
Pada saat membaca seluruh kartu catatan pasien hari ini, ditemukan kartu catatan
seorang wanita sebagai berikut :
Nama : Hanna Tanggal lahir : 4 Juli 1992
13 Feb 94  Infeksi mata, salep tetra
2 Des ’96  Ruam, tidak ada campak
Hari ini  Demam, ruam, hidung meler,
   Campak, Terapi : proc.penicilin.
Pertanyaan :
1.  Masalah apa yang terkandung dalam isi catatan medik  pasien ini ?
2.  Bagaimana tindak lanjut yang akan dilakukan jika memang ada masalah ?
Diskusi :
1. Pemberian prokain penisilin salah. Biasanya pasien campak diberi vitamin A.
Prokain penisilin biasanya disediakan hanya untuk pengobatan  di Rumah Sakit
karena pasien tidak mau kembali berulang-ulang ke Puskesmas untuk
mendapatkan suntikan yang sama lagi. Merupakan gagasan yang baik untuk
mencoba melindungi pasien campak dari infeksi tetapi sistem pertahanan tubuh
dipengaruhi selama berbulan-bulan oleh campak, maka suntikan penicilin yang
hanya satu kali akan berpengaruh sedikit saja.
2. Bicarakan dengan petugas kesehatan yang menanganinya untuk mengetahui
apakah memang ada kesalahan tentang cara pengobatan campak. manfaatrev/july
36
PROSES PEMBELAJARAN
TOPIK : MELAKSANAKAN BERBAGAI CARA MENGUMPULKAN DATA
NO KEGIATAN          PROSES BELAJAR MENGAJAR WAK- ABL
  FASILITATOR LINATIH TU
1. Perkenalan Fasilitator memperkenalkan diri
dan bertugas untuk mengajar
cara-cara mengumpulkan data
Peserta mencatat
nama fasilitator
dan memahami
lingkup tugasnya
5 ‘ -
2. Penggalian
pemahaman
Dengan metoda brain storming
fasilitator menggali pengertian
awal dari para peserta tentang :
•  Sample size/besarnya sampel
•  Instrumen pengumpulan data
diantaranya kuesioner
•  Check list dan check sheet
 
Beberapa peserta
mencoba mengemukakan pengertiannya mengenai cara-cara
pengumpulan
data berdasarkan
latar belakang
pendidikan dan
pengalamannya.
15 ‘ - White
    board
- Spidol    
3. Ceramah Fasilitator memberikan ceramah
tentang mengumpulkan data
dengan jumlah sample, instrumen
untuk mengumpulkan data dan
juga cara mengumpulkan data.
Peserta mengikuti dengan tekun,mencatat hal
hal yang penting
terutama besarnya sample, instrumennya dan
cara pengumpulan data
1 x 45’ Bahan pelatihan
dari modul
using data
4. Penugasan Fasilitator meminta para peserta
utk membagi kelompok yg lebih
kecil setelah itu fasilitator memberikan tugas-tugas sbb :
I. Tentang besarnya sample
latihan 1, 2, 3 dan 4
II. Tentang instrumen pengumpulan data latihan 1 dan 2
III. Cara pengumpulan data
latihan 1, 2, 3 dan latihan 4, 5,
6 dan 7
Peserta membagi
diri menurut Puskesmas masingmasing kemudian secara tim
mengerjakan
latihan I, II dan
III dengan cermat dan tekun
3 x 45’  manfaatrev/july
37
NO KEGIATAN          PROSES BELAJAR MENGAJAR WAK- ABL
  FASILITATOR LINATIH TU
5. Penyajian
hasil
penugasan
Memimpin diskusi dalam penyajian
hasil penugasan dari beberapa
kelompok. Namun lebih baik bila
tiap kelompok dapat diberi kesempatan untuk tampil.
Diberikan dan diarahkan oleh fasilitator mana yang benar, kurang
benar dan yang salah. Sehingga
umpan balik ini dapat menambah
motivasi belajar.
Tiap kelompok
berusaha untuk
menyajikan hasil
diskusi berupa :
•  Sample size
(latihan I)
• Instrumen utk
mengumpulkan
data (Latihan
II)
•  Cara mengumpulkan data
(Latihan III)
3 x 45’
6. Rangkuman Fasilitator memberikan kesimpulan tentang pentingnya menetapkan besarnya sample, instrumen
dan cara-cara pengumpulan data
Peserta dengan
tekun dan cermat
mencatat hal-hal
yang sangat
penting
25 ‘  
  JUMLAH 360 ‘
Catatan :
Waktu penyajian tergantung jumlah kelompok yang ditampilkan. manfaatrev/july
38
PENGOLAHAN, PENYAJIAN DAN INTERPRETASI DATA
PENGOLAHAN DATA
Data yang diperoleh perlu diolah agar menjadi informasi dan dapat dipergunakan sebagai
dasar untuk menetapkan keputusan. Pengolahan data adalah  kegiatan untuk mengubah
sejumlah data yang diperoleh menjadi suatu bentuk yang dapat dianalisis atau
diinterpretasikan atau ditafsirkan. Didalam bagian ini akan dijelaskan tentang analisa,
interpretasi serta cara penyajiannya.
Data yang sudah diolah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, perlu disajikan dalam
bentuk bentuk yang mudah dibaca untuk kemudian disimpulkan. Banyak bentuk bentuk
penyajian data yang sudah lama dikenal misalnya:
•  Bentuk tulisan (narasi)
•  Tabel
•  Macam macam grafik misalnya grafik garis atau titik
•  Diagram misalnya diagram batang yang gunanya adalah untuk melihat adanya
hubungan antara faktor yang terjadi terhadap waktu atau
•  Diagram sebar (scatter diagram ) untuk mengetahui adanya hubungan antara dua
variabel masing masing dengan segala kelebihan dan kekurangannya, tergantung
kebutuhan kita.
Apabila pengumpulan data menggunakan keusioner dengan pertanyaan tertutup atau data
yang diperoleh dalam bentuk kategori, maka hasilnya dapat disajikan dalam bentuk
grafik.
Adakalanya penginterprestasian data juga disebut sebagai penafsiran data yang tidak lain
adalah suatu bentuk upaya menggali masalah yang terkandung dalam data sehingga dapat
dimanfaatkan sebagaimana mestinya dan Upaya itu dilakukan melalui analisis
data.Latihan berikut ini bertujuan untuk memperkaya pengalaman peserta dalam
menginterpretasikan atau menafsirkan data. manfaatrev/july
39
Latihan  :
Latihan 1 :
Dibawah ini adalah hasil dari survey kepuasan pasien dengan menggunakan
pertanyaan tertutup.
Penugasan :
Cobalah untuk menginterpretasikan hasil tersebut !
Diskusi :
Puskesmas QA mendapatkan skor yang tinggi untuk informasi, privacy, dsb, tetapi
tidak untuk kebersihan dan kesinambungan. Mengapa hal ini terjadi ? (dalam
kenyataannya, Puskesmas QA dengan ketenagaan besar sehingga mengakibatkan
kesinambungan petugas sangat sulit diterapkan).
Latihan 2 :
Wawancara, dengan  pertanyaan terbuka,  terhadap 9 pria dilakukan untuk mengetahui
pendapat mereka tentang sterilisasi ( vasektomi ). Seluruh responden tersebut sudah
menikah dan tinggal di pedesaan. Mereka dapat membaca, meskipun sedikit,  telah
Kepuasan Pasien
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
Info. Penya
Info. Perj. Pe
Info.Prwt.rum
Tanda bh
Info. Tindj
privacy
jwb.tany
kebersiha
bhs. Loca
kesinambung
keseluruha
Faktor
Prosentase
Pusk. QA
Pusk. Non QAmanfaatrev/july
40
mendengar tentang Keluarga berencana dan mengetahui jenis metode kontrasepsi untuk
pria. Berikut ini adalah jawaban mereka ( dipersingkat ) :
♦  ‘ oh..’  : jawaban dari 2 pria
♦  ‘ tidak seaman pada wanita ‘
♦  ‘ saya telah mendengar efek samping yang serius’
♦  ‘ metode yang baik apabila wanita tidak cocok untuk menggunakan kontrasepsi
modern’
♦  ‘Agama saya mengajarkan bahwa kita harus menerima semua anak yang Tuhan
berikan. Saya tidak menggunakan kontrasepsi apapun’
♦  ‘Mungkin tidak masalah untuk pria yang sudah tua yang tidak peduli lagi’
♦  ‘Saya dengar cara tersebut mahal dan juga menyebabkan pria tidak dapat
bekerja setelah operasi’
♦  ‘Operasi tersebut membutuhkan ketrampilan yang bagus, tidak semua dokter
dapat melakukannya’
Penugasan :
 Kesimpulan apa yang dapat diambil dari data tersebut ?
Diskusi :
Kita dapat menginterpretasikan jawaban tersebut sebagai upaya pembelaan dan
ketidaktahuan. Kecuali untuk pria yang menentang pengaturan kelahiran
berdasarkan keyakinan agamanya, sedangnya sisanya seluruh responden ...bukan
alasannya, untuk tidak menerima vasektomi. Jawaban tersebut menunjukkan bahwa
upaya pendidikan akan meyakinkan pria tentang segi keamanan dan memberikan
gambaran yang jelas tentang operasi dan resikonya.
Latihan ini memberi gambaran tentang permasalahan dalam menggunakan
pertanyaan terbuka : tim harus memperhatikan semua data yang diperoleh dan
mencoba untuk melihat apakah ditemukan polanya. Dibawah ini pengelompokan
yang sebaiknya mereka lakukan, berdasarkan :
♦  Rasa takut terhadap prosedur vasektomi
♦  Hambatan informasi manfaatrev/july
41
♦  Hambatan dari agama
♦  Lainnya
Atau kategori lainnya yang mungkin akan membantu dan lebih tepat.
Latihan 3 :
Hasil vaksinasi di Puskesmas X dari bulan Januari sampai dengan Juli disajiukan dalam
tabel berikut ini :
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
BCG 23 31 19 18 26 25 22
DPT 1/ Polio 1 19 22 32 20 18 24 24
DPT 2/ Polio 2 21 19 23 31 19 17 22
DPT 3/ Polio 3 24 20 20 20 29 17 17
Campak 14 17 15 12 20 13 12
Penugasan
Lakukan interpretasi pada data tersebut !
Kembangkan cara penyajian data untuk menunjukkan masalah !
Diskusi :
Terdapat keterlambatan kira-kira sebulan dalam pelaksanaan imunisasi yang
pertama. Sehingga apabila tidak terjadi drop out maka angka yang diperoleh akan
sama pada pembacaan tabel secara diagonal. Hal tersebut akan terlihat pada grafik
dengan melakukan penyesuaian data sehingga kelompok anak (sesuai bulan kontak
pertama untuk vaksinasi) disajikan bersama-sama. Yaitu vaksinasi pada anak yang
kontak pertama bulan Januari disajikan bersamaan, demikian pula untuk bulan
Februari, dst. Oleh karena vaksinasi Campak diberikan terakhir, maka hasilnya
tidak dapat dimasukkan untuk analisa. Untuk membuat grafik, buatlah terlebih
dahulu bentuk tabulasinya :
Bulan kontak
pertama vaksinasi
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
BCG 23 31 19 18 26 25 22
DPT 1/ Polio 1 22 32 20 18 24 24  manfaatrev/july
42
DPT 2/ Polio 2 23 31 19 17 22  
DPT 3/ Polio 3 20 29 17 17  
Tabel tersebut menunjukkan adanya DO DPT3/ Polio 3, dari grafik yang dibuat mungkin
akan menunjukkan hasil yang sama :
Perlu dipastikan agar peserta menyajikan data dalam bentuk yang mudah untuk melihat
hubungan antara ke empat tahap vaksinasi tersebut, bukan hanya trendnya saja. Bentuk
grafik dibawah ini mungkin tidak begitu bermanfaat/ membantu :
 Vaksinasi
0
5
10
15
20
25
30
35
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
Kontak pertama vaksinasi
Jumlah vaksinas
BCG
DPT1/ Pol 1
DPT2/ Pol2
DPT3/ Pol3manfaatrev/july
43
Cakupan Campak terlihat lebih rendah, tetapi kita tidak dapat memastikan apakah hal
tersebut menunjukkan drop out (DO), sama halnya dengan kita tidak dapat mengetahui
jumlah bayi.
Latihan 4 :
Latihan ini bertujuan untuk memperkaya pengalaman belajar peserta dalam
mengenal cara penyajian data yang mudah untuk dianalisis sehingga memudahkan
juga untuk menginterpretasikan pesan yang dikandungnya.
Penjelasan
Berikut ini adalah daftar kunjungan penderita diare ke Puskesmas setiap bulan
selama 3 (tiga) tahun berturut turut.
Jumlah kunjungan ke Puskesmas perbulan dari pasien yang menderita diare.
Jan 1996 23
Feb 22
Mar 15
Apr 12
Mei 11
Jun   9
Jul 17
Agst 45
Jan 1997      23
Feb                6    
Mar             15
Apr             12
Mei             11
Jun              10
Jul               17
Agst            18
Sep              22
Okt              26
Nop             27
Des              24
Jan 1998     23
Feb   22
Mar 15
Apr 18
Mei 17
Jun 17
Jul 25
Agst 27
Sep 29
Okt 33
Nop 34
Des 35
Vaksinasi
0
20
40
60
80
100
120
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
Bulan
Jumlah vaksinasi
Campak
DPT3/Pol3
DPT2/Pol2
DPT1/Pol1
BCGmanfaatrev/july
44
Sep 22
Okt 26
Nop 27
Des      24
Pertanyaan:
Apakah tampilan seperti ini memudahkan anda untuk menginterpretasikan data
yang disajikan dalam tabel seperti disajikan diatas?
Dalam bentuk penyajian yang bagaimanakah data itu sebaiknya disajikan ?  
Diskusi :
Penyajian data dalam bentuk tabel seperti itu memang sulit untuk dimengerti.
Sebaiknya data disajikan dalam bentuk lain misalnya   diagram balok atau garis.  
 
Latihan  5 :
Latihan ini dirancang agar peserta dapat lebih memahami, mulai dari tentang  cara
mengumpulkan data melalui pengamatan langsung dengan  mempergunakan  alat
bantu daftar tilik sampai dengan cara analisa dan interpretasinya.
Penjelasan
Di Puskesmas X ,dalam tahun 1998, ternyata hanya 34% dari pasien TB yang
menyelesaikan pengobatan dan setengah dari pasien tersebut dengan hasil BTA (+). Tim
Pemecah Masalah di Puskesmas beranggapan bahwa penyebab potensial itu disebabkan
karena petugas tidak memberikan pelayanan sesuai dengan standard. Untuk melakukan
konfirmasi data penyebab masalahnya dilakukan pengamatan terhadap 5 orang petugas
kesehatan yang dalam latihan ini diberi nama (disingkat PK A,B,C,D danE) dalam
memberikan pelayanan terhadap pasien. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan
daftar tilik yang terdiri dari 9 variabel (V1 sampai V9). Hasil dari pengamatan disajikan
dalam bentuk tabel dibawah ini yang menunjukkan prosentase tingkat kepatuhan setiap
petugas terhadap standar. manfaatrev/july
45
Variabel  PK  A PK B PK C PK D PK E
1 27 26 29 22 48
2 94 89 100 100 100
3 100 88 100 100 94
4 0 0 14 6 6
5 100 22 0 96 98
6 33 22 0 96 98
7 21 4 83 100 27
8 100 100 100 100 100
9 21 0 55 96 14
Pertanyaan :
1. Mintalah peserta untuk melihat perbedaan diantara petugas kesehatan ?
2. Jelaskanlah perbedaan yang terdapat diantara satu petugas dengan petugas lainnya ?
3. Mintalah peserta untuk melihat dan menjelaskan perbedaan diantara variabel ?
Diskusi
Hitunglah prosentase rata-rata untuk setiap petugas. Ternyata petugas B hanya memenuhi
39% kewajibannya ( paling buruk).
Ulasan  pertanyaan no.1
Apa yang dapat dikatakan tentang petugas kesehatan B? ia tidak konsisten, Ia sering
melaksanakan tugasnya  (seperti juga dikerjakan oleh petugas kesehatan lainnya) tetapi
bila dibandingkan dengan petugas lainnya, petugas kesehatan B mengerjakan sangat
kurang dari petugas lainnya.
Bagaimana dengan  petugas kesehatan  D ?
Petugas ini lebih konsisten terhadap pekerjaannya. Ia mengerjakan atau jarang
mengerjakan pekerjaan yang sesuai dengan prosedur standar pada setiap waktu.
Ulasan terhadap pertanyaan No. 3 manfaatrev/july
46
Tingkat kepatuhan setiap variabel dihitung. Diperoleh hasil untuk V1 rata-rata tingkat
kepatuhan hanya 30 prosen. Setiap petugas hanya kadang-kadang saja mengerjakannya.
Ini adalah contoh dari variabel yang konsisten tidak dikerjakan oleh petugas kesehatan.
Mungkin hal ini merupakan “penyebab umum” misalnya, mereka mungkin merasa
pekerjaan ini tidak penting dalam standar kerja.
Variabel No. 2, 3 dan 8
Adalah contoh dari jenis tugas yang secara konsisten selalu dikerjakan oleh setiap
petugas kesehatan. harus dikerjakan dengan hati-hati.
Variabel no. 4 tidak dikerjakan secara konsisten. Contoh seperti ini sangat sedikit dan
agaknya petugas kesehatan tidak begitu yakin bahwa pekerjaan itu harus dikerjakan.
Jenis pekerjaan Variabel no. 5, 6, 7 dan 9 dikerjakan secara tidak konsisten.
Tidsak semua petugas selalu mengerjakannya, beberapa petugas kesehatan berpikir
bahwa pekerjaan-pekerjaan itu penting sedangkan yang lain tidak demikian. Ini adalah
kasus dimana terjadi ketidak konsistenan diantara petugas. Pustaka Jaminan Mutu
kadang-kadang menyebut jenis masalah ini sebagai “penyebab khusus”
Jenis pekerjaan Variabel 9 sedikit berbeda karena ada ketidak-konsistenan baik diantara
pekerja satu dengan yang lain dan didalam petugas itu sendiri. Hal ini tidaklah terlalu
penting tetapi kelihatannya beberapa petugas kesehatan mengerjakannya, beberapa
petugas lainnya tidak pernah mengerjakannya dan beberapa orang lainnya enggan atau
hanya kadang-kadang mengerjakannya. Sekali lagi, kita memiliki keadaan “penyebab
khusus”.
Amatilah tabel yang sudah disimpulkan ini:
Variabel  PK  A PK  B PK  C PK D PK E Jenis
1 27 26 29 22 48 Tidak konsisten
dalam seorang PK
2 94 89 100 100 100 Konsisten benar
3 100 88 100 100 94 Konsisten benar
4 0 0 14 6 6 Konsisten salah manfaatrev/july
47
5 100 22 0 96 98 Tidak konsisten
diantara PK
7 21 4 83 100 27 Tidak konsisten
diantara PK
8 100 100 100 100 100 Konsisten benar
9 21 0 55 96 14 Tidak konsisten
diantara PK dan
didalam seorang PK
 
Berdasarkan kekonsistenan pada masalah yang ditemukan, terdapat beberapa kategori
perbedaan untuk masalah-masalah itu. Kategori ini berpengaruh pada intervensi.
Kesalahan yang konsisten-penyebab umum-mungkin diselesaikan dengan suatu
intervensi umum. Perlu dicatat bahwa kekonsistenan ini mungkin adalah perilaku yang
tidak konsisten yang dilakukan secara konsisten oleh setiap PK seperti VI.
Kesalahan yang tidak konsisten-penyebab khusus-membutuhkan intervensi khusus untuk
masing-masing orang atau unit.
Pada akhirnya kita berkesimpulan bahwa dugaan tentang penyebab bahwa tugas yang
dalam hal ini adalah penyuluhan terhadap pasien penderita TB yang semula hanya berupa
masalah sederhana dan tercermin pada V1 sampai V9 ternyata adalah komplex ,menjadi
jelas dan didukung dengan data.
Rangkuman
Pengolahan penyajian  dan interprestasi data merupakan suatu proses penanganan data
yang walaupun bisa dibedakan tetapi sulit untuk dipisahkan. Pengolahan data bertujuan
untuk merobah data yang masih tidak teratur menjadi suatu bentuk yang teratur. Agar
lebih mudah membacanya bentuk yang sudah teratur itu perlu disajikan dalam bentuk
yang menarik dan mudah untuk dibaca dan diinterprestasikan. Interprestasi data akan
menghasilkan informasi yang merupakan tujuan dari penyediaan data. manfaatrev/july
48
PROSES PEMBELAJARAN
TOPIK : PENGOLAHAN, PENYAJIAN DAN INTERPRETASI DATA
NO  KEGIATA
N
         PROSES BELAJAR MENGAJAR WAK- ABL
  FASILITATOR LINATIH TU
1.  Perkenalan Fasilitator memperkenalkan diri
dan menjelaskan tujuan yang
ingin dicapai pada sesi ini;
rancangan belajar dan waktu
diperlukan.
Peserta mencatat
nama fasilitator dan
bertanya atau
memahami
rancangan belajar
yang ditawarkan
15 ‘ - White
board
- OHP
2.  Penggalian
pemahaman
Fasilitator meminta peserta untuk
mengemukakan pengalamannya
dalam memproses data sejak
mengumpulkan, tabulasi
penyajian, analisis dan
menginterpretasikan data.
Linatih yang
mempunyai
pengalaman
mengolah data
menceritakan
pengalamannya dan
yang belum pernah
melakukan
pengolahan data
mendengarkan dan
mencatat.
30 ‘
3. Ceramah Fasilitator menjelaskan tentang :
 Proses mengolah data menjadi
informasi
 Menceritakan dengan
memberikan contoh
mentabulasi data secara
manual dan komputer
 Manfaat menyajikan data
dalam bentuk yang mudah
dipahami dan
diinterpretasikan.
 Menjelaskan beberapa
kemungkinan terjadinya
kekeliruan penafsiran
terhadap data yang tersaji.
Linatih menyimak
dan mencatat dan
bertanya mengeni
hal-hal yang kurang
jelas.
 45‘ - White
board
- Transparan
4a.  Penugasan
bersama
Fasilitator meminta peserta untuk
membagi diri menjadi 4
kelompok (6-8 orang dengan cara
menggabungkan dua puskesmas +
peserta Dinkes Dati II)
Linatih membentuk
kelompok 6 - 8
orang
15‘ manfaatrev/july
49
4b.  Penyajian
hasil
diskusi
penugasan
pertama
Fasilitator menugaskan
peserta untuk mendiskusikan:
Pelatihan No. 1; Hasil survey
kepuasan pasien dengan
menggunakan pertanyaan
tertutup berikur
interpretasinya
Latihan No. 2; mengenai hasil
wawancara dengan
pertanyaan terbuka terhadap
sembilan pria tentang
pendapat mereka mengenai
pasektomi berikut
kesimpulannya
Latihan No. 3; interprestasi
terhadap hasil vaksinasi di
puskesmas dari bulan Januari
– Juli dilanjutkan dengan
mengembangkan cara
penyajian data untuk
menunjukkan masalah.
Latihan No. 4; interprestasi
data tabel jumlah kunjungan
ke Puskesmas setiap bulan
selama 3 tahun berturut-turut
serta mencari bentuk
penyajian yang lebih mudah
untuk diiterpretasikan.
Fasilitator meminta agar hasil
diskusi ditulis ditransparansi
siap untuk disajikan.
Fasilitator mmberi tugas
penyajian dimana ssetiap
kelompok mendapat tugas
menyajikan hasil satu latihan.
Fasilitator menugaskan setiap
kelompok linatih menyajikan
hasil diskusinya; dengan
moderator salah seorang peserta
kelompok lain selagi satu
kelompok menyajikan hasil
kajiannya kelompok lain
menanggapinya.
Linatih menyimak
dan bersiap untuk
menyajikan hasil
diskusi
Linatih memilih
seorang anggota
kelompok sebagai
penyaji dan
moderator.
Linatih menyajikan
hasil diskusi
kelompok.
90’
Tr. Hal
32
Tr. Hal
33
Tr.
Tabel
hal 34 &
35
Tr. Hal
36 manfaatrev/july
50
4c  Penugasan
kedua
Fasilitator membuat kesimpulan
bersama-sama dengan linatih.
Fasilitator menugaskan linatih
untuk mempelajari secara
seksama latihan No.5; dan
mendiskusikan dengan teman
didekatnya dengan menggunakan
teknik mimik bicara (berhadaphadapan)
Fasilitator berkeliling untuk
membantu linatih dalam
melakukan tugasnya dan
menjawab pertanyaan yang
diajukan.
Fasilitator melemparkan
pertanyaan no. 1; 2 dan 3 secara
berurutan .
Fasilitator mengulas setiap bentuk
pertanyaan dan jawaban linatih.
Linatih bertanya
kepada penyaji halhal yang dianggap
perlu.
Linatih mencatat
kesimpulan hasil
diskusi pada buku
pegangan masingmasing.
Linatih
mendiskusikan
jawaban pertanyaan
dengan teman yang
duduk didekatnya.
Linatih bertanya
hal-hal yang dirasa
sulit dalam
melakukan latihan.
Linatih menjawab
pertanyaan
fasilitator.
Linatih mencatat
dalam buku
pegangan peserta
hasil diskusi dan
ulasan fasilitator.
90’  Tabel
hal 38 &
39
5.  Rangkuman Fasilitator mengklarifikasi apakah
semua tujuan pembelajaran sudah
tercapai.
Fasilitator merangkum hasil
proses belajar mengajar.
Linatih
menanyakan bagian
bagian
pembelajaran yang
kurang jelas
Linatih mencatat
rangkuman.
30‘
 JUMLAH 450’   manfaatrev/july
51
PEMANFAATAN DATA PUSKESMAS
    Banyak data yang terkumpul dan tersimpan di Puskesmas tetapi tidak digunakan
    dengan optimal. Data dari register, laporan bulanan misalnya dapat dipergunakan
    untuk mengetahui:
•  Kecenderungan, misalnya tentang kecenderungan kunjungan
•  “Drop out’’ suatu pengobatan yaitu berhentinya suatu pengobatan misalnya
sebelum waktunya.
•  Kelangsungan suatu program
•  Cakupan atau akses dan lain lain.
Latihan 1.
Penjelasan
Berikut ini adalah  contoh suatu  tabel yang berasal dari laporan suatu Puskesmas
Vaksinasi Jul  Ags Sept Okt Nop Des Jumlah
DPT 1 23 26 29 24 27 31 160
DPT 2 17 22 25 19 23 19 125
DPT 3 19 17 20 19 15 14 104
Campak 9 12 15 9 12 19 76
BCG 32 28 36 29 27 31 183
Jika diadakan ujian pilihan ganda, kebanyakan orang akan menyatakan bahwa data
diatas menunjukkan peningkatan  penerimaan vaksinasi campak. Tetapi kenyataannya
tidak seperti itu. Perlu dipikirkan juga bahwa ada kemungkinan  adanya penolakan
terhadap dilakukannya vaksinasi yang berturut-turut sekitar 20%.  Pendapat ini  akan
terbukti  ketika  data mengenai vaksinasi BCG ditempatkan tidak pada  urutan terakhir
seperti tabel diatas tetapi ditempatkan pada urutan pertama.
   Perhatikan tabel berikut ini dimana data mengenai vaksinasi BCG ditempatkan pada
urutan pertama. Perhatikan juga kolom yang paling kanan dimana terlihat prosentase
penurunan vaksinasi. manfaatrev/july
52
Vaksinasi Jul Ags Sept Okt Nop Des Jumlah %
BCG 32 28 36 29 27 31 183
DPT1 23 26 29 24 27 31 160 -13
DPT2 17 22 25 19 23 19 125 -22
DPT3 19 17 20 19 15 14 104 -17
Campak 9 12 15 9 12 19 76 -27
 
 Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa cara menampilkan data akan
mempengaruhi kesimpulan yang akan diambil.
Selanjutnya perhatikan tabel berikut ini.
Vaksin Jumlah            Persen  
BCG 196
DPT 1 124 - 37
DPT 2 119 - 4
DPT 3 120   0
Campak 106 - 12
Disini terlihat bahwa vaksinasi tidak berlanjut setelah vaksinasi BCG.
Pertanyaan :
Hipotesa apa sajakah yang dapat anda ajukan  untuk dapat menjawab: kenapa
vaksinasi tidak berlanjut ?
Kemungkinan jawaban:
™ Ibu dan bayi berada dalam ruang perawatan ketika imunisasi BCG harus
diberikan ( pada saat lahir ), sehingga jumlah peserta vaksinasinya tinggi.
™ Banyak bayi menderita demam setelah vaksinasi BCG, dan si ibu memutuskan
bahwa  ia tidak ingin memperoleh kesusahan itu lagi.
™ Ibu mungkin menemukan bahwa parut BCG tidak sembuh dan mengurangi
keinginannya untuk melanjutkan program vaksinasi. manfaatrev/july
53
Hipotesis lain  tentunya masih dapat dirumuskan lebih lanjut namun pertanyaan yang
umum adalah: mengapa mereka tidak datang lagi untuk memperoleh DPT 1?.
Ada banyak kemungkinan masalah “mutu” seperti:
  a. penyuluhan yang buruk
  b. tehnik yang buruk
  c. kegagalan untuk memberikan sesuatu yang  berhubungan dengan demam      
      bayi karena vaksinasi BCG.
Pertanyaan :
Data macam apakah yang dibutuhkan untuk masing-masing hipotesis ?
Diskusi :
a. data primer yang berasal dari pengamatan langsung terhadap kegiatan
    penyuluhan
b. pengamatan langsung terhadap aspek teknis pelaksanaan kegiatan dengan
    menggunakan daftar tilik
c. data sekunder  dari catatan medik
1. Pada tabel ini dikemukakan masalah lain. Perhatikanlah tabel berikut ini :
Vaksin  Jumlah       %
BCG 196
DPT  1 178 -9
DPT 2 169 -5
DPT 3 172 2
Campak 106 -38
Putus vaksinasi yang perlu mendapat perhatian adalah pada vaksinasi campak.
Hipotesisnya mungkin : manfaatrev/july
54
1. Waktu antara pemberian DPT 3 dan vaksinasi campak terlalu lama; ibu          
    tidak ingat lagi                                                                                                        
        2. Campak tidak dianggap sebagai penyakit yang menakutkan.
              3. Keterjangkauan (akses) vaksinasi campak lebih sulit.
           
Pertanyaan :
Data macam apakah yang dibutuhkan oleh masing-masing hipotesis ?
Diskusi :
 1. data sekunder dari catatan vaksinasi anak
2. data primer hasil wawancara dengan ibu
3. hasil wawancara terhadap jurim atau petugas kesehatan
Rangkuman:
Sebenarnya di Puskesmas terdapat banyak data yang sudah dikumpulkan yang
dapat digunakan untuk menemukan dan  memecahkan masalah mutu. Dengan
sedikit kreatifitas data ini dapat digunakan dalam proses pemecahan masalah
mutu. manfaatrev/july
55
PROSES PEMBELAJARAN
TOPIK : PEMANFAATAN DATA PUSKESMAS
NO KEGIATAN          PROSES BELAJAR MENGAJAR WAK- ABL
  FASILITATOR LINATIH TU
1. Perkenalan Fasilitator memperkenalkan diri
dan menjelaskan tujuan dan
rancangan pembelajaran serta
waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proses pembelajaran
Linatih mencatat
identitas fasilitator dan menanyakan hal-hal yang
dirasa perlu.
15 ‘ OHP
Transparan
White
board
2. Penggalian
pemahaman
Fasilitator menanyakan kepada
linatih :
♦  Ragam data yang terkumpul
dan tersimpan di Puskesmas
dan untuk keperluan apa saja
data itu dimanfaatkan
 
Linatih menjawab pertanyaan
fasilitator
30 ‘  
3. Ceramah Fasilitator menjelaskan macammacam data yang biasanya
terdapat di Puskesmas dan yang
bisa dikumpulkan baik di dalam
maupun diluar Puskesmas yang
dapat dipergunakan untuk menemukan masalah mutu pelayanan.
Linatih mencatat
dan menanyakan
hal-hal yang
dirasa kurang
jelas
1 x 45’
4. Penugasan
a. Latihan
b. Penjelasan
Hasil
latihan dan
jawaban
pertanyaan
modul
Fasilitator menugaskan linatih
untuk mengerjakan latihan no. 1
pada buku pegangan peserta dan
mencoba untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan dengan
menuliskan jawabannya pada
kotak yang tersedia dengan
menggunakan pensil.
Fasilitator meminta beberapa
orang linatih membacakan hasil
jawabannya
Fasilitator menjelaskan jawaban
dan hasil diskusi
Linatih
mempelajari latihan no. 1 dan
mencoba menjawab pertanyaan
sesuai dengan
penugasan dari
fasilitator
Linatih membacakan hasil kerja
latihan
Linatih mencatat
jawaban pertanyaan hasil diskusi
45’
15 ‘
Tr. Hal
41, 42,
43
(tabel) manfaatrev/july
56
NO KEGIATAN          PROSES BELAJAR MENGAJAR WAK- ABL
  FASILITATOR LINATIH TU
5. Rangkuman  Fasilitator menanyakan pengalaman
belajar baru apa yang diperoleh
linatih dalam sesi ini.
Fasilitator merangkum jawaban
peserta menjadi suatu kesimpulan
Linatih menyebutkan butirbutir pengalaman belajar linatih yang dianggapnya berharga
Linatih mencatat rangkuman
30 ‘
  JUMLAH 180 ‘
Studi Kasus
Agar peserta lebih memahami pemanfaatan data dalam proses pemecahan masalah, maka
peserta akan diajak untuk mempelajari kasus. Sehubungan dengan itu, usahakanlah agar
peserta dapat menerima dan membaca kasus yang tersedia beberapa waktu sebelumnya (
± 20 menit) agar pemanfaatan waktu menjadi lebih efisen. Urutan pembahasan adalah
sebagai berikut :
a. Terlebih dahulu bacalah naskah secara perorangan sebanyak dua kali.
b. Membaca yang pertama dilakukan secara agak cepat agar mengetahui isi kasus
secara menyeluruh. Membaca kedua kalinya  secara perlahan-lahan untuk
mengetahui butir-butir yang penting   misalnya pokok permasalahan-nya, bagianbagian yang dirasa perlu dan urutan   kejadiannya.
c. Menemukan dan menganalisis fakta fakta yang ada dan kaitannya dengan masalah
yang dihadapi. manfaatrev/july
57
d. Mencoba menganalisis langkah langkah yang telah pernah dilakukan diwaktu
yang lalu untuk selanjutnya menetapkan langkah - langkah perbaikannya.
e. Mengajukan  hasil analisis perorangan itu pada pembahasan dalam diskusi
kelompok untuk mendapatkan hasil yang lebih baik .
Catat hasil butir-butir temuannya yang dirasakannya berharga untuk selanjutnya
disempurnakan dengan hasil diskusi kelompok pada lembaran kerja yang disediakan.
Bandingkan hasil analisa dengan hasil analisa oleh penulisnya.
LEMBARAN KERJA ANALISA KASUS
MENINGKATKAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN
(PESERTA)
Cata setiap ulasan anda dan kelompok anda langkah demi langkah dalam
keseluruhan proses pemecahan masalah ini.
Langkah Ulasan
Masalah
Pemilihan Masalah
Pernyataan Masalah
Memahami Proses manfaatrev/july
58
Mengenali Penyebab
Mengumpulkan data
Memilih penyebab yg
paling mungkin
Menyusun Pemecahan
Masalah
Memilih Pemecahan
Rencana Pelaksanaan
Penerapan pemecahan
Pemantauan manfaatrev/july
59
MENINGKATKAN PERSALINAN oleh TENAGA KESEHATAN
Studi Kasus
untuk
PELATIH
Pendahuluan
Kasus singkat ini diangkat dari laporan tertulis yang disampaikan oleh sebuah Puskesmas
di lingkungan Proyek Kesehatan IV, sebagai wujud upaya Puskesmas dalam menerapkan
proses Pemecahan Masalah Jaminan Mutu dengan Pendekatan Tim.
Alinea pertama dari Kasus itu menunjukkan bahwa Petugas Puskesmas ternyata kurang
dipersiapkan dengan baik untuk melakukan proses Pemecahan Masalah tersebut, antara
lain disebabkan:
•  Terlalu banyak waktu yang terbuang percuma, yaitu, waktu antara saat
Pelatihan dengan saat penerapan Pemecahan Masalah dengan Pendekatan
Tim;
•  Waktu Pelatihan terlalu singkat;
•  Hanya tiga Petugas Puskesmas yang mengikuti pelatihan;
•  Metodologi Pelatihan tidak mengikuti teori pendidikan orang dewasa yang
yang lazim digunakan, yaitu terlalu padat dengan kuliah, sedikit sekali
pelatihan keterampilan dan peran - aktif peserta, seperti Studi Kasus, Bermain
Peran dan Simulasi;
•  Ketika diperhatikan bagaimana Petugas Puskesmas menerapkan Alat
Peningkatan Mutu, ternyata contoh - contoh yang terdapat di dalam pelatihan
sering disalah tafsirkan;   manfaatrev/july
60
Kesalahan - kesalahan tersebut dibuat pada saat yang dini, yang membuktikan bahwa
Petugas Puskesmas tidak perlu terlalu disalahkan, karena kesalahan tersebut bukanlah  
akibat kesalahan Petugas Puskesmas.
Umumnya, masalah yang dipilih adalah masalah yang remeh - remeh dari kelompok
masalah yang sempit, kesalahan atau kekeliruan dalam penerapan beberapa Alat
Peningkatan Mutu dan tidak dimanfaatkannya data di dalam proses, serta pada akhirnya
muncul ketidakmampuan dalam mengajak Kepala Puskesmas dalam proses kegiatan.
Namun, demikian, Puskesmas telah berupaya berbuat sesuatu.
Tujuan Pelatihan dengan menggunakan Studi Kasus ini ialah menjelaskan beberapa
kesulitan yang umum terjadi di dalam proses Pendekatam Tim dalam Pemecahan
Masalah  dan memberikan dasar - dasar keterampilan untuk  pelaksanaan. Studi Kasus ini
merupakan suatu cerita tentang keberhasilan ataupun kegagalan. Studi Kasus ini dapat
digunakan setelah selesai penyajian proses Pendekatan Tim dalam Pemecahan Masalah
dan Alat Peningkatan Mutu untuk mencoba membantu menimbulkan, baik masalah -
masalah penerapan Alat Peningkatan Mutu ataupun pelaksanaan proses Pemecahan
Masalah.
Pengembangan Pembahasan Kasus
Sebagian besar keluhan tentang proses Pemecahan Masalah mungkin dapat dikemukakan
dan yang penting agar dapat menjadikan proses  tersebut sebagai hal yang berhubungan
erat satu sama lain.  Dianjurkan agar pembahasan diarahkan sesuai langkah - langkah
proses Siklus Pemecahan Masalah dan kemudian mengidentifikasi kegiatan apa yang
harus dilakukan oleh Petugas Puskesmas pada setiap tahap, atau dapat juga dengan cara
mencatat ulasan atau komentar peserta tanpa kerangka pikir yang telah ditentukan (bebas)
di papan tulis atau Flipchart. Bagaimanapun cara yang digunakan, akhirnya akan terdapat
seperti terlihat dalam   Lampiran  1.manfaatrev/july
61
Mengeritik itu memang pekerjaan yang mudah. Yang diinginkan ialah agar peserta
melakukan langkah - langkah tersebut dengan benar. “ Anda tidak setuju dengan  Bagan
Alur Pelayanan  ini ? “. Buatlah Bagan Alur   Pelayanan  yang lebih baik yang sesuai
dengan masalah yang dikemukakan”.  Studi Kasus ini dapat diulas dengan dua macam
cara proses belajar mengajar, yaitu:
•  Mengulas proses dan kemudian baru melakukan penyempurnaan  proses atau
•  Kedua kegiatan itu dapat dilaksanakan secara bersama - sama, sehingga kedua
kegiatan menjadi kegiatan yang saling terkait dan terpadu.
Mengulas Proses
1. Masalah
2. Memilih Masalah
Kelihatannya langkah ini  merupakan salah satu langkah yang secara teknis lebih baik,
namun hasil akhirnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Kriteria yang kelihatannya
telah terkait dengan tugas Puskesmas dan pemberian skor yang masuk akal maka kita
yakin akan hasilnya. Namun, timbul keheranan, perbedaan 7 persen dari target yang
ditetapkan sudah dianggap suatu masalah yang penting di Puskesmas. Hal ini dapat
terjadi karena pemberian skor pada dua kriteria yang saling tumpang tindih, seperti
kriteria kelayakan  dan kemampuan. Meskipun dalam kenyataan bahwa menganjurkan
Ibu Hamil agar menggunakan Tenaga Kesehatan merupakan suatu pekerjaan yang sulit,
tetapi ternyata Petugas Puskesmas memberikan skor tertinggi pada Kelahiran oleh
Tenaga Kesehatan pada kedua kriteria tersebut. manfaatrev/july
62
3. Pernyataan Masalah
Kelihatannya Petugas Puskesmas belum dapat merumuskan pernyataan masalah yang
tepat dan benar, masih perlu diingatkan kembali bagaimana cara menyatakan masalah
yang tepat (4 W dan 1 H).
4. Memahami Proses
Banyak orang berpendapat bahwa proses pelayanan kesehatan dasar itu begitu sederhana
sehingga tidak perlu membuat suatu Bagan Alur Pelayanan.
Bagan Alur Pelayanan tentu akan menjelaskan sesuatu kepada kita.
Bagan Alur  Pelayanan yang pertama itu mengawang - awang, tidak terkait dengan
masalah yang berhubungan dengan mengapa beberapa Ibu Hamil tidak menjadikan
Tenaga Kesehatan sebagai pilihan utama untuk melakukan persalinan.
Bagan Alur Pelayanan ini dimulai dengan asumsi bahwa Ibu Hamil datang ke Puskesmas
untuk melahirkan, maka oleh sebab itu, barangkali sudah pasti akan bersalin dengan
Bidan atau Tenaga Kesehatan.
Bagan Alur Pelayanan yang kedua, lebih terkait dengan masalah, yaitu, apakah Ibu Hamil
akan  menggunakan Bidan dalam melakukan persalinan, jadi dalam hal ini hanya akan
ada dua kemungkinan, yaitu:
a. Apakah akan memanggil Bidan atau memanggil Dukun;
b. Pertama memanggil Dukun, lalu kemudian, Dukun  memanggil Bidan.
Umumnya, ternyata Petugas Puskesmas tidak mempunyai suatu gagasan atau pemikiran
lain bagaimana atau mengapa Bagan Alur Pelayanan diperlukan dan digunakan.  
5. Mengenali Penyebab Masalah
Memilih duri utama pada Diagram Tulang Ikan atau Ischikawa Diagram merupakan hal
yang penting.  Disini terjadi ketidakmampuan dalam menemukan duri Pasien / Klien, manfaatrev/july
63
sehingga Petugas Puskesmas tidak menemukan beberapa penyebab atau faktor yang
potensial.  Jika masalahnya ialah tidak digunakan Tenaga Kesehatan oleh Ibu Hamil
dalam persalinan, maka seharusnya penyebab terutama terletak pada perilaku atau sikap
dan kepercayaan Ibu Hamil. Faktor seperti biaya, kemudahan, pengaruh  sosial dan
pengaruh keluarga, empati seharusnya harus disebutkan. Banyak faktor yang telah
disebutkan di atas tidak terungkap sewaktu dilakukan curah pendapat di dalam Tim
Jaminan Mutu Puskesmas.
6. Memilih Penyebab yang paling mungkin
Barangkali langkah inilah yang paling lemah. Seyogianya, Petugas Puskesmas harus
mengumpulkan data untuk mengarahkan penyebab yang potensial, Puskesmas ingin
menyingkat langkah ini dengan cara melakukan pemungutan suara.
Tidak mengherankan, penyebab  yang paling sering, ialah ditujukan kepada masalah
orang di luar Puskesmas, yaitu Kader Kesehatan yang bertugas untuk mempromosikan
cara hidup sehat.
Petugas Puskesmas tidak akan disalahkan, karena  materi pelatihan  memang
mengajarkan pemungutan suara untuk menentukan penyebab, sedang pemanfaatan data
kurang disebutkan.
7. Mencari Pemecahan
Pemecahan masalah yang ditemukan bercampur baur. Keempat pemecahan yang pertama
terkait dengan penyebab yang dipilih, Peran Kader KPKIA kurang. Penyebab yang
kelima  dan kesepuluh tertuju langsung kepada Ibu Hamil dan tidak terkait dengan
penyebab yang terpilih, ironisnya, mungkin lebih relevan kepada masalah terpilih.  manfaatrev/july
64
a. Perhatikan bahwa nilai hasil pemungutan suara pada setiap penyebab sangat
berdekatan, dan penyebab No. 5  membatasi keempat penyebab pertama yang paling
diinginkan.    
b. Lagi pula, dengan tidak adanya data yang mendukung salah satu penyebab yang
menunjukkan lebih dominan dari yang lain, mudah dimengerti, bagaimana Petugas
Puskesmas akan kehilangan jejak dalam menentukan penyebab yang mana yang akan
dipecahkan.
8. Memilih Pemecahan
Kriteria yang digunakan dalam MCUA umumnya telah tepat, kriteria terakhir: pengaruh
terhadap program, apa maksudnya. Hasil skor antara dua pemecahan yang teratas sangat
berdekatan, dan kemudian Puskesmas memilih salah satu dari keduanya dengan penuh
keyakinan ?. Kedua pemecahan tersebut mungkin dapat dilaksanakan secara bersama -
sama atau perlu ditambah satu kriteria lagi ke dalam MCUA atau membahas kembali
skor yang telah diberikan. Cukup menarik, pemilihan pemecahan kelihatannya terarah
kepada masalah aslinya (meningkatkan persalinan oleh Tenaga Kesehatan), akan tetapi
hampir tidak berhubungan dengan penyebab yang dipilih oleh Petugas Kesehatan (Peran
Kader KPKIA kurang).
9.     Rencana Pelaksanaan
Analisis potensi pendorong dan penghambat tidak lengkap. Mungkin, hal ini ditimbulkan
oleh pemecahan masalah terpilih ialah peningkatan penyuluhan dan kekuatan yang manfaatrev/july
65
digambarkan umumnya telah kosisten dengan hal itu, anehnya, Kader Kesehatan muncul
lagi, menunjukkkan bahwa hal itu belum dilupakan sepenuhnya.  
Dalam Rencana Kerja terjadi kerancuan antara kegiatan dan hasil (‘outcomes’), seperti
yang dijelaskan dengan tugas No. 5 (memotivasi masyarakat, terutama wanita agar
bersalin menggunakan Tenaga Kesehatan) Ini lebih merupakan ‘outcome’ atau hasil
daripada suatu kegiatan.
Memperbaiki Proses
1. Masalah
Tanyakan kepada peserta agar menyebutkan bidang masalah yang lain, mungkin saja
bidang tersebut telah dibahas. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengingatkan kembali
para peserta terhadap berbagai dimensi - dimensi mutu pelayanan kesehatan.
2. Kriteria MCUA
Tanyakan kepada peserta apa ada usulan kriteria yang lain untuk dimasukkan sebagai
kriteria ke dalam MCUA, meskipun, penggunaan MCUA secara teknis kelihatannya telah
cukup lumayan.
3. Pernyataan Masalah
Tanyakan bagaimana membuat pernyataan masalah yang baik, karena pernyataan
masalah yang telah dirumuskan oleh Petugas Puskesmas belum sepenuhnya memenuhi
persyaratan. manfaatrev/july
66
4. Memahami Proses
Masih cukup banyak  yang perlu disempurnakan. Mungkin peserta akan protes bahwa
mereka tidak telalu banyak tahu tentang realitas di lapangan untuk menggambarkan suatu
Bagan Alur Pelayanan, namun, harus dapat mengupayakannya. Adalah akan sangat
bermanfaat mencoba membuat Bagan Alur Masalah terpilih dimana akan tergambar
berbagai simpul kegiatan dan pengambilan keputusan yang dapat menunjukkan
kompleksitas yang menarik dan sekaligus sebagai kesempatan  belajar atau latihan untuk
membuat Bagan Alur Pelayanan.
Lampiran  2  adalah Bagan Alur Pelayanan yang lebih rumit yang menunjukkan
beberapa titik intervensi. Ini dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi kombinasi Bagan
Alur Pelayanan - Diagram Tulang Ikan.
5. Mengenali Penyebab
Penambahan duri utama dengan label Klien / Pasien merupakan awal yang baik. Hal itu
akan dapat mengarahkan curah pendapat kepada kumpulan faktor - faktor seperti: biaya,
nilai pelayanan yang dirasakan, akses, pengalaman sebelumnya, dan lain - lain.
6. Memilih Penyebab yang paling mungkin
Pengumpulan data sering dianggap sebagai suatu pekerjaan yang sulit dan sering kurang
dipahami. Namun, pengumpulan data adalah merupakan titik sentral dari seluruh proses
Pemecahan Masalah.
Mintalah peserta menyusun daftar sumber data untuk beberapa penyebab yang logis yang
dapat dilakukan oleh Puskesmas.
Penyebab atau Faktor Sumber Data
Konseling tidak Berhasil Pengamatan Konseling
Alat Peraga Konseling Kurang  Inventarisasi Alat Peraga Konseling manfaatrev/july
67
Biaya Persalinan Bidan Mahal Cari Biaya Rata2 Bidan dan Dukun
Kemudahan Akses kepada Dukun Buat Peta Tempat Bidan dan Dukun
Pelayanan Dukun lebih Baik Wawancara Persepsi Ibu2 ttg
pelayanan
Terkecuali butir yang terakhir, mewawancarai pasien, data yang disebutkan di atas
tidaklah sulit dikumpulkan.
Butir yang penting ialah adanya tendensi pemikiran bahwa pengumpulan data merupakan
suatu hal yang sulit seperti halnya melakukan suatu survei masyarakat.
Mungkin juga terdapat kekhawatiran bahwa pengumpulan data merupakan suatu
keterampilan yang khusus dan Petugas Puskesmas dapat dipastikan akan selalu  membuat
kesalahan, oleh karena itu pasti akan dikecam orang.  
7. Pemecahan Masalah
Disini kesalahan itu dalam membuat pemecahan masalah tidak terkait dengan penyebab
masalah yang terpilih. Dapat ditanyakan kepada peserta untuk menyusun beberapa
pemecahan masalah untuk bermacam - macam penyebab. “Jika pemecahan terpilih
adalah                             , pemecahan masalah yang dapat dipikirkan ?”
8. Memilih Pemecahan
Secara teknis langkah yang dilakukan sudah benar, hingga sampai pada butir dimana
Petugas Puskesmas menerima bahwa suatu perbedaan 1.5 % dianggap sebagai suatu
perbedaan yang bermakna. Mungkin dengan cara membuat suatu contoh fiktif,  peserta
akan lebih mudah mengerti, sehingga mampu melakukan langkah ini dengan lebih baik.
9.    Rencana Pelaksanaan
Mungkin akan bermanfaat sambil meminta peserta menyusun Rencana Kegiatan yang
secara jelas memisahkan kegiatan dengan tujuan antara.
Contoh yang berikut membuat perbedaan yang jelas antara  tujuan atau  hasil yang
diinginkan dan kegiatan untuk mencapai tujuan. manfaatrev/july
68
Tujuan Kegiatan Siapa Kapan Sumberdaya
Cukup Bahan 1.  Nilai tingkat pemakaian
2.  Membuat pemesanan
Bidan Sept 1 Anggaran
taktis / SAF
Konseling
yang
Benar
3.  Buat petunjuk Konseling
4.  Gunakan Petunjuk
5.  Pengamatan Konseling
Dokter
dan Bidan
Sept 15 Tidak perlu
Tentukan
target populasi
1. Pendataan Ibu Hamil Dokter
atau Bidan
Sept 30 tidak perlu
Dst    
Penutup
 
Kemudian tanyakan kepada peserta berapa banyak kesalahan yang telah dilakukan oleh
Petugas Puskesmas dalam menerapkan proses Pemecahan Masalah tersebut.
Bila perlu, ingatkan peserta tentang kesalahan yang terdapat dalam materi pelatihan dan
lamanya waktu yang hilang percuma antara pelatihan dengan penggunaan keterampilan
hasil pelatihan.
Jika masih ingin bercerita, tanpa ada keinginan untuk menyalahkan orang lain, disamping
akibat pelatihan yang kurang bermutu, maka penerapan proses Pemecahan Masalah  yang
kurang menggunakan logika berpikir  serta  kurang adanya dorongan untuk bekerjasama
dan kerja keras, maka besar kemungkinan Tim Jaminan Mutu Puskesmas akan
mengalami kegagalan.  manfaatrev/july
69
Lampiran   1
Langkah Komentar
Masalah
Semua masalah berasal dari daftar target resmi.
Kenyataannya, tidak seorangpun yang berpikir tentang
masalah mutu dalam pengertian atau lingkup yang lebih luas.
Pemilihan
Masalah
Penggunaan MCUA cukup lumayan, pemilihan kriteria,
pembobotan dan pemberian skor perlu dimantapkan, tetapi
dengan hanya kesenjangan  9 % dari target apakah  sudah
dianggap masalah penting ?.
Pernyataan
Masalah
Belum memadai, perlu pemantapan pernyataan masalah.
Memahami Proses
Kedua Bagan Alur Pelayanan tidak taat asas. Yang pertama
mengawang – awang, tidak mengena dengan masalah terpilih.
Bagan Alur Pelayanan yang kedua hanya menunjukkan dua
keputusan. Petugas Puskesmas tidak mengerti maksud atau
tujuan Bagan Alur Pelayanan
Mengenali
Penyebab
Dari pihak Ibu Hamil mungkin dapat dikenali beberapa lagi
penyebab, seperti, akses, Bidan muda dan kurang pengalaman
(tidak demikian halnya di dalam Kasus), Dukun murah,
Dukun adalah kawan atau tetangga Ibu Hamil  
Pengumpulan
Data
Data tidak dikumpulkan
Memilih Penyebab
Tidak menggunakan data. Menggunakan pemungutan suara,
pemenangnya ‘menyalahkan’, yaitu, penyebab yang berada di
luar Puskesmas. Pareto Diagram dibuat berdasarkan
pemungutan suara.
Menyusun
Pemecahan
Masalah
Tidak semua pemecahan masalah yang berhubungan dengan
penyebab terpilih. manfaatrev/july
70
Memilih
Pemecahan
Jumlah dari nilai setiap pemecahan masalah yang
dikemukakan terlalu dekat (202, 199), perbedaan jumlah nilai
pemecahan masalah  No. 5 dengan pemecahan masalah No. 1,
hanya 3, tidak bermakna, belum dapat dikatakan No. 5 lebih
dominan dari No. 1.  Pemecahan terpilih tidak terkait dengan
penyebab terpilih.
Rencana
Pelaksanaan
Seharusnya ada faktor - faktor lain yang dapat digambarkan
pada analisis pendorong dan penghambat. Rencana
Pelaksanaan tidak jelas dan kunci kegiatan dinyatakan sebagai
suatu hasil atau ‘outcomes’
Penerapan
pemecahan
masalah terpilih
Kepala Puskesmas dan Bidan kurang peduli dengan apa yang
sedang dikerjakan oleh Tim Jaminan Mutu Puskesmas
Pemantauan  ?? manfaatrev/july
71
MENINGKATKAN PERSALINAN oleh TENAGA KESEHATAN
Studi Kasus
Pendahuluan
Dalam pertengahan tahun 1997 tiga Petugas Puskesmas, yaitu Dokter, Bidan dan Perawat
telah mengikuti suatu pelatihan singkat tentang Pendekatan Tim dalam Pemecahan
Masalah. Pelatihan itu dimaksudkan untuk memberi bekal keterampilan memecahkan
masalah mutu pelayanan kesehatan yang  kompleks.  Dalam pelatihan itu antara lain
diberikan materi tentang Siklus Pemecahan Masalah dan Alat Peningkatan Mutu yang
akan digunakan dalam proses pemecahan masalah. Pelatihan yang disebut sebagai
pelatihan untuk orang dewasa, tetapi ternyata kebanyakan materi pelatihan diberikan
dalam bentuk kuliah dan diskusi yang dilanjutkan dengan tanyajawab. Praktek untuk
keterampilan hanya mengikuti contoh - contoh yang terdapat dalam materi Pelatihan.
Enam bulan kemudian, yaitu dalam bulan Maret 1998, seorang Konsultan Nasional
Jaminan Mutu mengunjungi Puskesmas dimaksud. Salah satu yang ditanyakan oleh
Konsultan tersebut ialah tentang masalah mutu yang dihadapi oleh Puskesmas. Kepada
Konsultan dijelaskan bahwa tidak satupun masalah mutu yang kompleks yang sedang
dipecahkan.
Setelah Konsultan pulang, maka Petugas Puskesmas segera mulai mencari materi
pelatihan tentang Pemecahan Masalah, karena mereka sudah hampir melupakannya dan
setelah materi pelatihan terkumpul, maka Petugas Puskesmas ingin mencoba menerapkan
contoh - contoh yang terdapat dalam materi pelatihan tersebut ke dalam situasi dan
masalah mutu yang sedang dihadapi Puskesmas.
Umumnya, Puskesmas mencoba mengikuti contoh - contoh tersebut tanpa membuat suatu
perubahan apapun artinya persis sama dengan yang terdapat di dalam Modul.
Seorang Konsultan lainnya mengunjungi Puskesmas tersebut pada bulan Juni 1998 dan
menanyakan tentang pelaksanaan pemecahan masalah yang kompleks. Kepada Konsultan manfaatrev/july
72
tersebut diserahkan sebuah laporan yang isinya hampir mirip dengan laporan yang telah
diberikan oleh Puskesmas lainnya.
Laporan itu selalu dimulai dari daftar susunan masalah yang sama, terutama masalah
kesenjangan cakupan terhadap target, menggunakan Alat Peningkatan Mutu yang sama
pada urutan yang sama, kriteria yang sama pada MCUA, label yang sama pada Diagram
Tulang Ikan dan dengan daftar susunan penyebab dan pemecahan masalah yang sangat
mirip pula.
Konsultan berpendapat  bahwa di dalam Puskesmas telah terjadi kekurangsepahaman
tentang seberapa jauh Pemecahan Masalah telah dilaksanakan.
Dokter mengatakan bahwa Pemecahan Masalah hanya baru sampai pada tahap persiapan
saja, sedang Bidan mengatakan bahwa Pemecahan Masalah telah dilaksanakan dan
ternyata pelaksanaannya telah mengalami kemajuan.
Laporan di bawah ini berasal dari salah satu Puskesmas yang dikunjungi dan dianggap
telah mewakili laporan Puskesmas lainnya dan akan dibahas sebagai berikut.
Pembahasan proses yang telah dilakukan oleh Petugas Puskesmas.
Pertanyaan yang Anda dapat  ajukan antara lain sebagai berikut: Apakah Petugas
Puskesmas memilih masalah mutu yang bermakna ?. Apakah data digunakan dengan
tepat ?. Apakah pernyataan masalah yang dikemukakan benar ?. Apakah digunakan
kriteria yang tepat ?. Apakah Alat Peningkatan Mutu digunakan dengan benar ?.
Bagaimana caranya menentukan penyebab masalah yang paling mungkin ?. Bagaimana
Rencana Pelaksanaan Kegiatan ?. Tindak lanjut dan pemantauan ?
Daftar Masalah
Petugas Puskesmas melakukan analisis situasi sesuai dengan suatu format yang standar,
yaitu, dengan cara menelaah pencapaian cakupan terhadap target yang ditetapkan bagi
Puskesmas tersebut.  manfaatrev/july
73
Masalah Pencapaian Target Kesenjangan
Kunjungan K4
Persalinan oleh Nakes
71 %
71 %
80 %
80 %
9 %
9 %
Deteksi Resiko Tinggi Bumil 14 % 20 % 6 %
Cakupan MKET
JPKM
53 %
10 %
70 %
80 %
17 %
70 %
Memilih Prioritas Masalah
Masalah / Kriteria Bobot K4 Persalinan
oleh Nakes
Resiko
Tinggi
Cakupan
MKET
JPKM
Pengaruh thd kesehatan 5 4 / 20 5 / 25 4 / 16 3 / 15 3 / 15
Pengaruh thd program 4 4 / 16 5 / 20 4 / 16 5 / 20 4 / 16
Kelayakan 3 5 / 15 5 / 15 3 / 9  3 / 9 3 / 9
Kemampuan 4 4 / 16 5 / 20 3 /12 3 / 12 3 / 12
Biaya rendah 5 4 / 20 4 / 20 3 / 15 3 / 15 3 / 15
Waktu singkat 2 3 / 6 4 / 8 3 / 6 3 / 6 3 / 6
 Jumlah  93 108 78 77 67
Pernyataan Masalah
Pada tahun 1997 cakupan persalinan oleh Nakes yang dilaksanakan oleh Bidan di
Puskesmas Sukamulia tercapai 71 % dan target 80 % dari sasaran Ibu Hamil. manfaatrev/july
74
Bagan Alur Pelayanan di dalam Gedung Puskesmas
   Malam
                       Ya
               In-partu    
                  Tidak
                   
Di luar Gedung Puskesmas (bersalin di rumah)
 
 
  Dukun
 Pasien
 Pendaftaran
 Periksa - KIA  Kamar Bersalin
    Pulang   Ambil Obat
  Ditolong Bidan
     di rumah
 Memanggil
    Dukun        
 Bersalin oleh
      Dukun
 Didampingi
      Bidan
In -
partu Sarana penyuluhan kurang         Bidan tidak bertempat tinggal
             di wilayah kerja    
         Tranportasi     Peran lintas sektor kurang
              Kurang   Bidan pendamping dukun
                   tidak berfungsi
               Obat untuk Risti kurang
              Peran Kader KPKIA kurang Dukun praktek banyak
              Dana transpor Petugas  
                       Penyuluhan kurang     kurang
          Dana pendamping dukun
                      kurang
                  Protap kurang          Kerjasama dukun-bidan kurang  Pelayanan oleh dukun lebih
 75
 Pada th 1997 cakupan  
 persalinan oleh Nakes yang
 dilaksanakan oleh Bidan di
 Puskesmas Sukamulia
 tercapai 71% dari target
 80% sasaran Bumil
  Sarana
 Manusia                       lengkap    
      R / R kurang tertib        Bidan belum dilatih              Tingkat ekonomi
    kegawatdaruratan KIA   Budaya percaya dukun tinggi  rendah        
         
 76
                                 Distribusi Nakes tdk merata Tingkat pendidikan
                    rendah
Data  Bumil  t idak        Dokter  belum  dilat ih  POED                  
  akurat                        Medan sulit  
                   
                 
  Dana
 Lingkungan
 Metode Memilih Penyebab yang paling mungkin
 
Penyebab yang paling mungkin dipilih dengan pemungutan suara atau multi - voting
Penyebab            Jumlah Suara
Peran Kader KPKIA kurang           10
Bidan pendamping dukun tidak berfungsi           9
Budaya percaya dukun tinggi             8
Peran lintas sektor kurang             8
Kerjasam dengan dukun kurang            6
Dana transpor Petugas kurang             5
Dana pendukung kurang             4
Saran penyuluhan kurang             4
Penyuluhan kurang              4
R / R kurang tertib              3